Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk mengumpulkan data”
“Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan
dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan
penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket
(questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.
2. Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
“Instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan “ter” saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.
Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen
tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan
tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian
juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan
sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya
dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi
menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut
responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar
cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau
pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan
tanda centang atau tanda cocok (ü) pada tempat-tempat yang sudah
disediakan. Jadi “daftar cocok” sebenarnya merupakan semacam angket juga
tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang
menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan
metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode
dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode
pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis
instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk
berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No. | Jenis Metode | Jenis Instrumen |
1 | Angket (questionnaire) | Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist) Skala (scala), inventori (inventory) |
2 | Wawancara (interview) | Pedoman wawancara (interview guide) Daftar cocok (checklist) |
3 | Pengamatan/Observasi (Observation) | Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist). |
4 | Ujian/Tes (test) | Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory). |
5 | Dokumentasi | Daftar cocok (checklist) Tabel |
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
- Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya “ketat” seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes.
- Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama “daftar cocok” lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin
bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah
banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan
menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian
berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan
contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan
perbedaannya.
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar
orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai
dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini
disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan
menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga
responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan
atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda
mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di
mana, dan berapa lama!
Jawab:
No. | Jenis Penataran | Tempat Penataran | Berapa Hari |
1. | …………………………. | …………………………. | ………………….. |
2. | …………………………. | …………………………. | ………………….. |
3. | …………………………. | …………………………. | ………………….. |
4. | dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor |
Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan
dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka
terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1). Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang
bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan
demikian.
b. Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat
yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ……………………………. ….a. Pernah ….b. Tidak
- Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
….a. materi bidang studi
….b. metode mengajar/strategi belajar-mengajar
….c. memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
….d. menyusun alat evaluasi
c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda
mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa
kali?
….a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
….b. Pernah, yaitu …kali (teruskan nomor 2)
2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
- Materi pelajaran …..hari
- Metode mengajar …..hari
- Pemilihan dan penggunaan media …..hari
- Penyusunan alat evaluasi …..hari
2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam
mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan
jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai
instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam
pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ü). Dengan
keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan
sebagai checklist. Namur demikian angket
bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian
tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk
yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud
meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam
memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang
bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada
beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca,
maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No. | Jenis kegiatan di rumah | Dikerjakan oleh Anda | Dikerjakan bersama | Dikerjakan pembantu |
1. | Menyiapkan makan pagi | |||
2. | Membersihkan rumah | |||
3. | Mencuci pakaian sendiri | |||
4. | Mencuci sprei, korden, dan seterusnya. | |||
5. | Mencuci alat-alat makan …dan seterusnya |
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:.
“Dikerjakan oleh Anda”, “Dikerjakan bersama”, dan “Dikerjakan
pembantu”. Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak
mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di
dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut
disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu
akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama.
Daripada memakan tempat padahal responden sudahtahu (dan hafal!) apa
yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk
kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat
adanyadaftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah “daftar
cocok” juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni
memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang
disediakan.
3. Skala(scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya
seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu
yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluationdisebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning “ladder” or “flight of stairs”. Hence, anything with gradation can be thought of as “scaled”.
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu
kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut
dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: “Selalu”,
“Sering”,. “Jarang”, “Tidak pernah”. Skala yang diberikan kepada
responden adalah sebagai berikut:
No. | Jenis kegiatan di rumah | Selalu | Sering | Jarang | Tidak Pernah |
1. | Bangun sebelum jam 5 pagi | ||||
2. | Menyiapkan makan pagi | ||||
3. | Membersihkan rumah | ||||
4. | Mencuci pakaian sendiri | ||||
5. | Mencuci perabot rumah tangga… dan seterusnya |
Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian
atauaspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan
dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen
pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory – MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation – Behavior – FIRO – B, Study of Values, dan
lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak
terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan,
tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data
aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran,
lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang
berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di
kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu
menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem
pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya
rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya
semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya.
Itulah sebabnya dalambagian ini akan disajikan pula beberapa contoh
instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti
pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah
pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam
kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan
alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan
lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa
lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan
pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari
satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat
sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang
berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala
Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti
dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu - Kadang-kadang – Tidak Pernah
Baik - Cukup – Jelek
Besar - Sedang - Kecil
Jauh - Cukup - Dekat
dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu – Sering Sekali - Sering – Jarang – Jarang Sekali
Selalu - sering sekali - Sering - Jarang – Tidak Pernah
Baik Sekali – Baik - Cukup - Jelek - Jelek Sekali
Besar Sekali – Besar - Cukup - Kecil – Kecil Sekali
Misalnya:
Sangat setuju | Setuju | Abstain | Tidak Setuju | Sangat Tidak Setuju |
(SS) | (S) | (A) | (TS) | (STS) |
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan
peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah
dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas
untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu
perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk
pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di
dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika
penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.
SUMBER: http://www.4skripsi.com
Terima kasih pak, sangat membantu tesis saya :)
BalasHapus