Selamat
bagi Anda yang telah melalui bagian pertama dengan cermat. Sekarang
tiba saatnya bagi Anda untuk memasuki tahapan selanjutnya. Pada bagian
kedua ini, Anda diwajibkan untuk menjelaskan dasar teori yang menjadi
acuan bagi penelitian Anda. Selain itu Anda diminta untuk menyiapkan dan
memaparkan bagian penelitian tersebut akan Anda laksanakan secara nyata
di lapangan.
Catatan:
pendekatan ini mungkin lebih sesuai untuk karya ilmiah di bidang ilmu
manajemen dan akuntansi (karena itu latar belakang pendidikan saya),
namun saya berharap bisa digunakan dalam cabang ilmu sosial lainnya.
MENGUMPULKAN TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan
pustaka merupakan dasar Anda berpijak dari sisi kajian teori dan
kerangka konseptual. Tinjauan pustaka harus dibuat dengan cukup lengkap
agar seluruh bagian dari karya ilmiah Anda didukung oleh konsep
teoritis. Anda perlu sadari bahwa konsep teori tidak saja
dapat diperoleh dari buku teks maupun buku literatur, landasan teori
juga bisa berasal dari jurnal, publikasi, majalah, white paper ,
telaah, undang-undang serta peraturan Pemerintah, bahkan penelitian
atau skripsi sebelumnya. Jangan lupa Anda juga bisa mengambil dari
Ensiklopedia bahkan Wikipedia. Namun, Anda juga perlu memperhatikan
tingkat kesahihan dan kualitas dari publikasi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tinjauan pustaka:
· Pastikan
tinjauan pustaka mengacu pada versi teori terbaru. Jangan malas untuk
mengumpulkan teori-teori terbaru ataupun buku acuan dari terbitan tahun
terbaru. Hal ini dimaksudkan agar sampai Anda mengambil konsep yang
salah akibat mengacu pada teori atau buku terbitan lama. Ilmu
pengetahuan berkembang sangat pesat. Kecuali, bila Anda memang sedang
meneliti sejarah suatu bidang ilmu atau menulis perkembangan suatu
teori. Dalam hal tersebut, maka memiliki buku atau referensi sejak awal
berkembangnya teori hingga keadaannya saat ini akan sangat bermanfaat.
· Tulislah
tinjauan pustaka Anda secukupnya, jangan terlalu sedikit sehingga akan
terdapat ulasan yang tidak terdukung oleh teori, maupun terlalu banyak,
sehingga pembaca akan menjadi bosan akibat muatan teori yang tidak
perlu. Menulis karya ilmiah, sekali lagi, bukan ajang pemecahan rekor
MURI membuat skripsi paling tebal sedunia.
· Bila
skripsi Anda merupakan replikasi penelitian, cantumkan dengan jelas
judul penelitian terdahulu, siapa penulisnya, obyek penelitiannya,
bagaimana pendekatannya dan apa simpulannya. Agar terhindar dari gelar
PLAGIAT, pastikan Anda mencantumkan persamaan dan perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yang Anda rujuk.
· Pastikan rumus, variable, parameter dan proksi yang akan Anda gunakan selama penelitian telah didukung teori secara memadai.
· Jangan lupa menjelaskan hubungan teori yang Anda pilih dengan analisis dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan ancangan penelitian yang akan diterapkan di lapangan.
1. Pastikan
bahwa Anda memiliki metodologi penelitian yang aplikatif. Arti
aplikatif disini adalah data penelitian tersedia dan cukup, dapat diukur
secara obyektif serta alat atau sarana pengukuran tersedia. Bila
syarat-syarat di atas tidak dapat terpenuhi, hampir dapat dipastikan
penelitian Anda akan terhambat.
2. Susun rerangka berpikir (conceptual framework)
Anda dengan jelas, sehingga dapat menuntun Anda dalam menjalankan
penelitian dan mempermudah pembaca untuk mengerti alur pikiran Anda.
3. Jangan
sembarang mengambil rumus atau proksi, kesulitan akan muncul saat Anda
akan mengimplementasikannya dalam lingkup penelitian Anda. Bila ini
terjadi, bisa saja penelitian tersebut harus Anda lakukan ulang akibat
pergantian rumus atau variable tersebut.
4. Bila
penelitian Anda bersifat kuantitatif tentukan hipotesa Anda secara
cermat. Dalam ilmu pasti hipostesa yang diuji adalah hipotesa nol (H0) yang bersifat mendukung teori untuk melawan hipotesa (H1) yang bersifat menolak teori. Namun pada ilmu sosial yang diukur justru adalah Hipotesa alternatif yang dilambangkan (Hi) atau (Ha). Hal ini disebabkan karena pada ilmu sosial terdapat unsur ketidakpastian.
5. Pastikan data yang Anda ambil dapat diukur menggunakan rumus, variable atau proksi yang Anda pilih.
MEMILIH SAMPEL (OBYEK PENELITIAN)
Akibat memilih sampel
atau obyek penelitian yang salah, kita dapat terjerumus dalam hasil
yang tidak diharapkan. Bahkan dalam beberapa kasus, terjadi suatu
simpulan yang tampaknya benar, namun apabila digunakan nalar sehat (common senses),
hal tersebut agak janggal. Ujung-ujungnya hasil penelitian kita menjadi
tidak valid, bahkan dapat menjadi tidak berguna. Untuk menghindari
jebakan ini Anda bisa mengikuti tips memilih sampel dan obyek penelitian
sebagai berikut:
1. Sampel
yang Anda pilih harus dapat mewakili, hipotesa yang Anda uji. Misalnya,
Anda tidak dapat melakukan suatu penelitian mengenai efisiensi dan
produktifitas penggunaan mesin dengan memilih obyek penelitian sebuah
Universitas. Karena semua orang tahu, universitas tidak mempunyai mesin
dalam kegiatan keseharian mereka. Lebih tepat Anda melakukan penelitian
sejenis itu di sebuah pabrik. Bila Anda ragu dalam menentukan obyek
penelitian, konsultasikan terlebih dahulu obyek penelitian Anda pada
dosen pembimbing maupun orang lain yang Anda anggap cukup kompeten.
2. Pastikan
sampel Anda tersedia dalam jumlah yang cukup dan data dapat Anda
peroleh dengan mudah. Hal ini mengingat terdapat beberapa teknik uji
statistik yang membutuhkan jumlah sampel minimum agar hasilnya dapat
digunakan secara akurat. Anda tidak dapat menguji mengenai suatu
kecenderungan atau signifikansi menggunakan jumlah sampel yang sedikit. Misalnya Anda menyatakan:
“50% dari siswa SMU di Indonesia tidak menyukai sayur sebagai menu harian”.
Namun
pada saat Anda melakukan pengujian ini jumlah sampel Anda hanya 6
orang, dan suatu kebetulan 3 orang menyukai sayur dan 3 orang lainnya
tidak menyukai sayur. Tentu saja ini generalisasi yang sangat
berlebihan, mengingat siswa SMU se-Indonesia sangat banyak dan tidak
bisa hanya diukur dengan 6 orang teman yang Anda kenal.
3. Jumlah
sampel yang cukup juga menjaga kualitas penelitian Anda. Tidak jarang
dari sampel yang dikumpulkan terdapat beberapa sampel yang harus
dikeluarkan (dropped) karena sampel tersebut Anda perkirakan
kualitasnya kurang baik atau sahih. Dengan jumlah sampel yang cukup Anda
tidak perlu bingung untuk menambahkan sampel baru, karena menambah
sampel akan memperpanjang masa penelitian Anda.
4. Bila
obyek Anda sebuah perusahaan atau lembaga, pastikan bahwa Anda dapat
mengakses data yang Anda butuhkan. Biasanya Anda akan ditolak oleh
karyawan lembaga yang bersangkutan dengan istilah klise “RAHASIA
PERUSAHAAN”, meskipun, Anda sudah mengantongi surat Ijin dari pihak yang
berwenang. Untuk mengatasi hal ini, siapkan saja 2 atau lebih
perusahaan/lembaga sebagai cadangan. Jadi bila tiba-tiba ada keberatan
dari lembaga tersebut, Anda tidak kelimpungan.
5. Jangan
memilih sampel seadanya, dengan berkilah bahwa data yang tersedia di
lapangan sangat terbatas. Sebagai seorang peneliti, Anda harus lebih
gigih dan ulet dalam mendapatkan sampel data yang Anda butuhkan. Selain
itu, Anda perlu sadari bahwa semua data yang Anda perlukan untuk menguji
hipotesa telah dikumpulkan dengan seksama sehingga tidak ada yang
kelewatan.
Setelah
melalui tahapan ini, tidak ada salahnya Anda kembali melihat ke bagian
pertama penulisan Anda. Apabila ada hal-hal yang kurang pas, sesuaikan
kembali bagian pertama tadi. Ingat Anda harus menjaga “benang merah”
penelitian Anda. (Bersambung).
Nice Info Semoga Lebih Bermanfaat Lagi Kunjungi
BalasHapushttp://jasakonsultanskripsisurabaya.blogspot.com/
Nice Post Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya!!
BalasHapushttp://jasapembuatanskripsiprofesional.blogspot.com/