31 Oktober 2012

CARA MUDAH MENYUSUN SKRIPSI: Menyiapkan Tinjauan Pustaka dan Metodologi Penelitian

Selamat bagi Anda yang telah melalui bagian pertama dengan cermat. Sekarang tiba saatnya bagi Anda untuk memasuki tahapan selanjutnya. Pada bagian kedua ini, Anda diwajibkan untuk menjelaskan dasar teori yang menjadi acuan bagi penelitian Anda. Selain itu Anda diminta untuk menyiapkan dan memaparkan bagian penelitian tersebut akan Anda laksanakan secara nyata di lapangan.
Catatan: pendekatan ini mungkin lebih sesuai untuk karya ilmiah di bidang ilmu manajemen dan akuntansi (karena itu latar belakang pendidikan saya), namun saya berharap bisa digunakan dalam cabang ilmu sosial lainnya. 
MENGUMPULKAN TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan dasar Anda berpijak dari sisi kajian teori dan kerangka konseptual. Tinjauan pustaka harus dibuat dengan cukup lengkap agar seluruh bagian dari karya ilmiah Anda didukung oleh konsep teoritis.  Anda perlu sadari bahwa konsep teori tidak saja dapat diperoleh dari buku teks maupun buku literatur, landasan teori juga bisa berasal dari jurnal, publikasi, majalah, white paper , telaah, undang-undang serta peraturan Pemerintah, bahkan penelitian atau skripsi sebelumnya. Jangan lupa Anda juga bisa mengambil dari Ensiklopedia bahkan Wikipedia. Namun, Anda juga perlu memperhatikan tingkat kesahihan dan kualitas dari publikasi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tinjauan pustaka:
·         Pastikan tinjauan pustaka mengacu pada versi teori terbaru. Jangan malas untuk mengumpulkan teori-teori terbaru ataupun buku acuan dari terbitan tahun terbaru. Hal ini dimaksudkan agar sampai Anda mengambil konsep yang salah akibat mengacu pada teori atau buku terbitan lama. Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Kecuali, bila Anda memang sedang meneliti sejarah suatu bidang ilmu atau menulis perkembangan suatu teori. Dalam hal tersebut, maka memiliki buku atau referensi sejak awal berkembangnya teori hingga keadaannya saat ini akan sangat bermanfaat.
·         Tulislah tinjauan pustaka Anda secukupnya, jangan terlalu sedikit sehingga akan terdapat ulasan yang tidak terdukung oleh teori, maupun terlalu banyak, sehingga pembaca akan menjadi bosan akibat muatan teori yang tidak perlu. Menulis karya ilmiah, sekali lagi, bukan ajang pemecahan rekor MURI membuat skripsi paling tebal sedunia.
·         Bila skripsi Anda merupakan replikasi penelitian, cantumkan dengan jelas judul penelitian terdahulu, siapa penulisnya, obyek penelitiannya, bagaimana pendekatannya dan apa simpulannya. Agar terhindar dari gelar PLAGIAT, pastikan Anda mencantumkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang Anda rujuk.
·         Pastikan rumus, variable, parameter dan proksi yang akan Anda gunakan selama penelitian telah didukung teori secara memadai.
·         Jangan lupa menjelaskan hubungan teori yang Anda pilih dengan analisis dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan ancangan penelitian yang akan diterapkan di lapangan.
1.   Pastikan bahwa Anda memiliki metodologi penelitian yang aplikatif. Arti aplikatif disini adalah data penelitian tersedia dan cukup, dapat diukur secara obyektif serta alat atau sarana pengukuran tersedia. Bila syarat-syarat di atas tidak dapat terpenuhi, hampir dapat dipastikan penelitian Anda akan terhambat.
2.   Susun rerangka berpikir (conceptual framework) Anda dengan jelas, sehingga dapat menuntun Anda dalam menjalankan penelitian dan mempermudah pembaca untuk mengerti alur pikiran Anda.
3.   Jangan sembarang mengambil rumus atau proksi, kesulitan akan muncul saat Anda akan mengimplementasikannya dalam lingkup penelitian Anda. Bila ini terjadi, bisa saja penelitian tersebut harus Anda lakukan ulang akibat pergantian rumus atau variable tersebut.
4.   Bila penelitian Anda bersifat kuantitatif tentukan hipotesa Anda secara cermat. Dalam ilmu pasti hipostesa yang diuji adalah hipotesa nol (H0) yang bersifat mendukung teori untuk melawan hipotesa (H1) yang bersifat menolak teori. Namun pada ilmu sosial yang diukur justru adalah Hipotesa alternatif yang dilambangkan (Hi) atau (Ha). Hal ini disebabkan karena pada ilmu sosial terdapat unsur ketidakpastian.
5.   Pastikan data yang Anda ambil dapat diukur menggunakan rumus, variable atau proksi yang Anda pilih.

MEMILIH SAMPEL (OBYEK PENELITIAN)
Akibat memilih  sampel atau obyek penelitian yang salah, kita dapat terjerumus dalam hasil yang tidak diharapkan. Bahkan dalam beberapa kasus, terjadi suatu simpulan yang tampaknya benar, namun apabila digunakan nalar sehat (common senses), hal tersebut agak janggal. Ujung-ujungnya hasil penelitian kita menjadi tidak valid, bahkan dapat menjadi tidak berguna. Untuk menghindari jebakan ini Anda bisa mengikuti tips memilih sampel dan obyek penelitian sebagai berikut:

1.   Sampel yang Anda pilih harus dapat mewakili, hipotesa yang Anda uji. Misalnya, Anda tidak dapat melakukan suatu penelitian mengenai efisiensi dan produktifitas penggunaan mesin dengan memilih obyek penelitian sebuah Universitas. Karena semua orang tahu, universitas tidak mempunyai mesin dalam kegiatan keseharian mereka. Lebih tepat Anda melakukan penelitian sejenis itu di sebuah pabrik. Bila Anda ragu dalam menentukan obyek penelitian, konsultasikan terlebih dahulu obyek penelitian Anda pada dosen pembimbing maupun orang lain yang Anda anggap cukup kompeten.
2.   Pastikan sampel Anda tersedia dalam jumlah yang cukup dan data dapat Anda peroleh dengan mudah. Hal ini mengingat terdapat beberapa teknik uji statistik yang membutuhkan jumlah sampel minimum agar hasilnya dapat digunakan secara akurat. Anda tidak dapat menguji mengenai suatu kecenderungan atau signifikansi menggunakan jumlah  sampel yang sedikit. Misalnya Anda menyatakan:
“50% dari siswa SMU di Indonesia tidak menyukai sayur sebagai menu harian”.
Namun pada saat Anda melakukan pengujian ini jumlah sampel Anda hanya 6 orang, dan suatu kebetulan 3 orang menyukai sayur dan 3 orang lainnya tidak menyukai sayur. Tentu saja ini generalisasi yang sangat berlebihan, mengingat siswa SMU se-Indonesia sangat banyak dan tidak bisa hanya diukur dengan 6 orang teman yang Anda kenal.
3.   Jumlah sampel yang cukup juga menjaga kualitas penelitian Anda. Tidak jarang dari sampel yang dikumpulkan terdapat beberapa sampel yang harus dikeluarkan (dropped) karena sampel tersebut Anda perkirakan kualitasnya kurang baik atau sahih. Dengan jumlah sampel yang cukup Anda tidak perlu bingung untuk menambahkan sampel baru, karena menambah sampel akan memperpanjang masa penelitian Anda.
4.   Bila obyek Anda sebuah perusahaan atau lembaga, pastikan bahwa Anda dapat mengakses data yang Anda butuhkan. Biasanya Anda akan ditolak oleh karyawan lembaga yang bersangkutan dengan istilah klise “RAHASIA PERUSAHAAN”, meskipun, Anda sudah mengantongi surat Ijin dari pihak yang berwenang. Untuk mengatasi hal ini, siapkan saja 2 atau lebih perusahaan/lembaga sebagai cadangan. Jadi bila tiba-tiba ada keberatan dari lembaga tersebut, Anda tidak kelimpungan.
5.   Jangan memilih sampel seadanya, dengan berkilah bahwa data yang tersedia di lapangan sangat terbatas. Sebagai seorang peneliti, Anda harus lebih gigih dan ulet dalam mendapatkan sampel data yang Anda butuhkan. Selain itu, Anda perlu sadari bahwa semua data yang Anda perlukan untuk menguji hipotesa telah dikumpulkan dengan seksama sehingga tidak ada yang kelewatan.
Setelah melalui tahapan ini, tidak ada salahnya Anda kembali melihat ke bagian pertama penulisan Anda. Apabila ada hal-hal yang kurang pas, sesuaikan kembali bagian pertama tadi. Ingat Anda harus menjaga “benang merah” penelitian Anda. (Bersambung).

2 komentar:

  1. Nice Info Semoga Lebih Bermanfaat Lagi Kunjungi
    http://jasakonsultanskripsisurabaya.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Nice Post Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya!!
    http://jasapembuatanskripsiprofesional.blogspot.com/

    BalasHapus

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *