Prinsip desain kuesioner biasanya difokuskan pada tiga bidang yaitu
pertama berkaitan dengan prinsip susunan kata dalam pertanyaan, kedua
mengacu pada perencanaan bagaimana variabel akan dikategorikan,
diskalakanm dan dikodekan setelah respon diterima. Dan ketiga adalah
berkaitan dengan penampilan kuesioner secara keseluruhan. Tiga faktor
ini perlu mendapat perhatian karena dapat meminimalkan bias dalam
penelitian.
A. Prinsip Susunan Kata
Prinsip susunan kata mengacu pada hal-hal berikut ini seperti : (1)
ketepakan isi pertanyaan, (2) bagaimana pertanyaan disampaikan, dan
tingkat kefasihan bahasa yang digunakan; (3) tipe dan bentuk pertanyaan
yang diajukan, (4) urutan pertanyaan dan (5) data pribadi yang dicari
dari responden. Lima prinsip ini kemudian dijelaskan sebagai berikut :
Isi dan Tujuan Pertanyaan
Sifat variabel akan menentukan pertanyaan yang diajukan. Contohnya,
jika variabel bersifat subjektif (seperti kepuasan, keterlibatan),
dimana keyakinan, persepsi, dan sikap responden yang ingin diukur, maka
sebaiknya mengungkapkan dimensi dan elemen konsep.
Jika variabel yang ingin diketahui merupakan variabel objektif
seperti usia, pendidikan, besaran penghasilan, dan seterusnya, maka
pertanyaan yang berskala ordinal (kategori) lebih disukai.
Bahasa dan Susunan Kata Kuesioner
Bahasa yang dipergunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Jika responden adalah masyarakat awam dengan jenjang
pendidikan rendah maka menggunakan istilah bahasa Inggris dapat
menyebabkan kebingungan mereka untuk menjawabnya.
Pertanyaan terbuka dan Tertutup
Pertanyaan terbuka (open-ended questions) memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab sesuai dengan yang mereka inginkan,
sedangkan pertanyaan tertutup yaitu memberikan alternatif pilihan
jawaban kepada responden untuk dipilih.
Contoh :
Pertanyaan terbuka : “Apa yang paling anda sukai dari perusahaan tempat anda bekerja sekarang ini ?”
Pertanyaan terbuka : “Apa yang paling anda sukai dari perusahaan tempat anda bekerja sekarang ini ?”
Pertanyaan positif dan negatif
Sangat disarankan untuk memberikan pertanyaan secara positif dan negatif, hal ini untuk mencegah kecenderungan responden untuk menjawab pada salah satu ujung skala. Misalnya, pada skala 5 titik (1 = sangat tidak setuju – 5 = sangat setuju), maka untuk menghindari kecenderungan responden untuk secara mekanis melingkari titik kanan (positif) bisa diminimalisir dengan membuat pertanyaan negatif.
Sangat disarankan untuk memberikan pertanyaan secara positif dan negatif, hal ini untuk mencegah kecenderungan responden untuk menjawab pada salah satu ujung skala. Misalnya, pada skala 5 titik (1 = sangat tidak setuju – 5 = sangat setuju), maka untuk menghindari kecenderungan responden untuk secara mekanis melingkari titik kanan (positif) bisa diminimalisir dengan membuat pertanyaan negatif.
Contoh :
Positif : “Gaji yang anda terima sudah sesuai dengan beban kerja anda”
Negatif : “Anda merasa karir anda sulit untuk berkembang di perusahaan ini ”
Positif : “Gaji yang anda terima sudah sesuai dengan beban kerja anda”
Negatif : “Anda merasa karir anda sulit untuk berkembang di perusahaan ini ”
Menghindari pertanyaan yang bersifat terlalu umum dan kata-kata yang samar. Kalimat pertanyaan seperti
“apakah anda setuju jika gaji dinaikkan ?”, atau “apakah kinerja anda
baik” sudah pasti akan dijawab dengan setuju/baik oleh responden.
Hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambiguitas) atau memiliki respon ganda.
Contoh : “bagaimana penilaian anda tentang kualitas dan harga produk
ini”. Responden akan mengalami kebingungan karena pertanyaan mengandung
dua penilaian “kualitas” dan “harga”.
Hindarkan pertanyaan yang menggiring.
Contoh : “ Dengan kenaikan harga bahan pokok sekarang ini, seharusnya
karyawan diberikan gaji yang layak”. Kalimat pertanyaan seperti itu
mengandung unsur menggiring opini dengan mendahului kalimat “dengan
kenaikan harga bahan pokok” dan “seharusnya karyawan diberi gaji yang
layak”.
Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan. Pertanyaan mengenai waktu lampau seperti kejadian 10 tahun yang lalu dapat menyulitkan responden untuk menjawab.
Contoh : “apa yang sedang anda lakukan ketika terjadi demonstrasi besar 5 tahun yang lalu ?”
Contoh : “apa yang sedang anda lakukan ketika terjadi demonstrasi besar 5 tahun yang lalu ?”
Hindarkan pertanyaan yang bermuatan.
Contoh : “sejauh mana kemungkinan perusahaan akan memberikan sanksi
jika karyawan melakukan demo”. Kata “sanksi” dan “demo” mengandung
muatan emosi yang memperlihatkan dua sudut pandang pihak manajemen dan
pihak karyawan.
Pertanyaan yang terjadi Panjang
Secara umum, panjang pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak melebihi 20 kata, atau tidak melebihi satu baris baris penuh dalam cetakan (Horst, 1968, Oppenheim, 1986, dalam Sekaran, 2006)
Secara umum, panjang pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak melebihi 20 kata, atau tidak melebihi satu baris baris penuh dalam cetakan (Horst, 1968, Oppenheim, 1986, dalam Sekaran, 2006)
B. Prinsip Pengukuran
Prinsip pengukuran atau levels of measurement perlu mendapat perhatian untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis. Berbagai mekanisme penyusunan skala akan dibahas secara terpisah disini
C. Tampilan Umum
Tampilan umum kuesioner harus jelas mengungkapkan identitas peneliti,
dan tujuan survey yang dilakukan. Kuesioner yang atraktif dan rapi
dengan pendahuluan yang baik, instruksi dan kumpulan pertanyaan akan
memudahkan responden untuk menjawab.
Contoh Tampilan Pendahuluan
Contoh intruksi
Pertanyaan terbuka dan ucapan terima kasih di akhir kuesioner
Pertanyaan terbuka bisa diberikan di akhir kuesioner untuk memberikan
kesempatan kepada responden untuk mengomentari aspek yang mereka
inginkan. Dan tak lupa di akhir kuesioner diberikan juga ucapan
terimakasih
Sumber Rujukan :
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat, pp : 84-102
Tidak ada komentar:
Posting Komentar