Mengapa banyak analisis statistik yang mengharuskan kita untuk menguji distribusi Normal terlebih dahulu?
Distribusi normal itu distribusi data yang memiliki grafik setangkup (seimbang antara kanan dan kiri/Xmin dan Xmaks), dimana rata-rata (mean) sama dengan modus (nilai yg sering muncul) dan sama dengan median (nilai yang berada di tengah), tidak ada outlier. Ada rumus dari distribusi tersebut namun sulit untuk menuliskan di sini.
Banyak analisis mengasumsikan distribusi normal karena turunan rumus dari analisis tersebut berasal dari rumus distribusi normal, seperti distribusi z (normal baku, rata-rata=0, variance(s)=1) dan ada juga distribusi t, F, Chi-Square, dll yang merupakan turunan dari distribusi normal.
Ada teori yg bernama "teorima limit pusat" yang menyatakan, semakin banyak data yang diambil akan semakin mendekati ditribusi normal.
Untuk itu perlu adanya pengujian distribusi normal atau tidak sebelum menggunakan metode statistika parametrik. Apabila tidak memenuhi distribusi normal, maka bisa ditambah datanya, dilakukan transformasi, atau dapat menggunakan alternative metode statistika non-parametrik.
Distribusi normal itu distribusi data yang memiliki grafik setangkup (seimbang antara kanan dan kiri/Xmin dan Xmaks), dimana rata-rata (mean) sama dengan modus (nilai yg sering muncul) dan sama dengan median (nilai yang berada di tengah), tidak ada outlier. Ada rumus dari distribusi tersebut namun sulit untuk menuliskan di sini.
Banyak analisis mengasumsikan distribusi normal karena turunan rumus dari analisis tersebut berasal dari rumus distribusi normal, seperti distribusi z (normal baku, rata-rata=0, variance(s)=1) dan ada juga distribusi t, F, Chi-Square, dll yang merupakan turunan dari distribusi normal.
Ada teori yg bernama "teorima limit pusat" yang menyatakan, semakin banyak data yang diambil akan semakin mendekati ditribusi normal.
Untuk itu perlu adanya pengujian distribusi normal atau tidak sebelum menggunakan metode statistika parametrik. Apabila tidak memenuhi distribusi normal, maka bisa ditambah datanya, dilakukan transformasi, atau dapat menggunakan alternative metode statistika non-parametrik.
Validitas dan realibilitas alat ukur
Sebelum alat ukur (biasanya berbentuk quisioner) digunakan, maka harus dilakukan pengujian atas validitas dan reliabilitasnya. Berikut penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas:
A. VALIDITAS
Masalah validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercerminkan dalam pertanyaan: Apakah kita benar-benar mengukur apa yang ingin kita ukur? Dalam pertanyaan ini yang ditekankan adalah apa yang sedang diukur (Kerlinger, 1986).
Berdasarkan Standards for Educational and Psychological Tests (Washington D.C: American Psychological Association, 1974), terdapat tiga tipe validitas, yaitu validitas isi/muatan/content, validitas kriteria yang berhubungan (criterion related) dan validitas konstrak (construct).
1. Validitas Isi/Muatan (Content)
Validitas isi/muatan adalah kerepresentatifan sampling yang terdapat dalam isi/muatan suatu instrumen pengukur. Sedangkan kata ‘muatan’ itu menyiratkan pengertian, substansi, bahan, topik. Mengenai validasi muatan dapat dibimbing dengan pertanyaan : Apakah isi/muatan/substansi dari suatu alat ukur mewakili semua kemungkinan isi/muatan/substansi yang berupa sifat yang hendak diukur?
A. VALIDITAS
Masalah validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercerminkan dalam pertanyaan: Apakah kita benar-benar mengukur apa yang ingin kita ukur? Dalam pertanyaan ini yang ditekankan adalah apa yang sedang diukur (Kerlinger, 1986).
Berdasarkan Standards for Educational and Psychological Tests (Washington D.C: American Psychological Association, 1974), terdapat tiga tipe validitas, yaitu validitas isi/muatan/content, validitas kriteria yang berhubungan (criterion related) dan validitas konstrak (construct).
1. Validitas Isi/Muatan (Content)
Validitas isi/muatan adalah kerepresentatifan sampling yang terdapat dalam isi/muatan suatu instrumen pengukur. Sedangkan kata ‘muatan’ itu menyiratkan pengertian, substansi, bahan, topik. Mengenai validasi muatan dapat dibimbing dengan pertanyaan : Apakah isi/muatan/substansi dari suatu alat ukur mewakili semua kemungkinan isi/muatan/substansi yang berupa sifat yang hendak diukur?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan membahas satu demi satu butir pertanyaan dalam suatu alat ukur terhadap suatu isi/muatan/substansi dari apa yang hedak kita ukur. Pekerjaan ini jelas sangat sulit apabila dikerjakan oleh seorang diri. Diperlukan beberapa orang yang ahli dalam bidang-bidang yang bersangkutan untuk menilai, mempertimbangkan, dan memutuskan kerepresentatifan satu demi satu butir pertanyaan dalam suatu alat ukur tersebut.
Dengan demikian pengujian validitas muatan pada dasarnya merupakan kerja menilai dan memutuskan suatu butir pertanyaan apakah valid secara isi/muatan/substansi ataukah tidak.
2. Validitas Relasi-Kriteria (Criterion Related)
Validitsa relasi-kruteria dikaji dengan cara membandingkan skor tes atau skala dengan atu atau lebih peubah ekstra (Variabel eksternal) atau kriteria yang diketahui (atau diyakini) merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji. Yang lebih diperhatikan dalam validasi relasi-kriteria adalah bukan apa yang diukur oleh tes tersebut melainkan kemampuan test tersebut dalam membuat prediksi.
Pengujian validitas relasi-kriteria dapat dilakukan dengan mengkorelasikan suatu alat ukur dengan kriteria lain yang dianggap (atau diyakini) merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji. Semakin tinggi korelasinya, maka makin baiklah validitasnya. Kesulitan terbesar dalam hal validasi ini adalah bagaimana mendapatkan ktiteria yang digunakan sebagai pembanding.
3. Validitas Konstrak (Construct)
Jika peneliti mengajukan pertanyaan : “Apakah yang sebenarnya diukur oleh tes ini?”, maka ia mepersoalkan validitas kontsrak tes tesebut. Validitas konstrak menunjuk kepada sebarapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangunan-pengertian (construct) tertentu. Validitas ini menghubungkan gagasan dan praktek psikometri dengan gagasan teoritisnya. Suatu alat ukur yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal (suatu konstrak tertentu), dikatakan valid (construct validity) jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuisioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas konstrak adalah korelasi produk momen (Moment product correlation/pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut inter item-total correlation. Formula yang digunakan untuk itu adalah :
#maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
B. RELIABILITAS
Reliabilitas atau keterandalan merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai pengukuran yang konsisten, atau dengan kata lain reliabilitas merupakan peluang mendapatkan hasil yang sama pada pengukuran yang dilakukan berulangkali. Alat ukur terandal jika indeks keterandalannya lebih besar dari 0.70.
Pendekatan Yang Digunakan :
1. Pendekatan Eksternal
a. Test-retest
Respon diambil dua kali dalam waktu yang dekat (kondisi responden relatif sama)
b. Alternative Form
Respon dimabil dua kali pada waktu bersamaan dengan menggunakan alat ukur yang berbeda
Indeks Reliabilitas untuk pendekatan eksternal:
- Teknik Kesesuaian : P = Jumlah jawaban sama / Jumlah responden X 100%
- Teknik Korelasi : #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
2. Pendekatan Internal
a. Cronbach Aplha #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
b. Uji Belah dua (Split Half)
- Indeks Sperman-Brown #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
- Indeks Guttman #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
Dengan demikian pengujian validitas muatan pada dasarnya merupakan kerja menilai dan memutuskan suatu butir pertanyaan apakah valid secara isi/muatan/substansi ataukah tidak.
2. Validitas Relasi-Kriteria (Criterion Related)
Validitsa relasi-kruteria dikaji dengan cara membandingkan skor tes atau skala dengan atu atau lebih peubah ekstra (Variabel eksternal) atau kriteria yang diketahui (atau diyakini) merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji. Yang lebih diperhatikan dalam validasi relasi-kriteria adalah bukan apa yang diukur oleh tes tersebut melainkan kemampuan test tersebut dalam membuat prediksi.
Pengujian validitas relasi-kriteria dapat dilakukan dengan mengkorelasikan suatu alat ukur dengan kriteria lain yang dianggap (atau diyakini) merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji. Semakin tinggi korelasinya, maka makin baiklah validitasnya. Kesulitan terbesar dalam hal validasi ini adalah bagaimana mendapatkan ktiteria yang digunakan sebagai pembanding.
3. Validitas Konstrak (Construct)
Jika peneliti mengajukan pertanyaan : “Apakah yang sebenarnya diukur oleh tes ini?”, maka ia mepersoalkan validitas kontsrak tes tesebut. Validitas konstrak menunjuk kepada sebarapa jauh suatu tes mengukur sifat atau bangunan-pengertian (construct) tertentu. Validitas ini menghubungkan gagasan dan praktek psikometri dengan gagasan teoritisnya. Suatu alat ukur yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal (suatu konstrak tertentu), dikatakan valid (construct validity) jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuisioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas konstrak adalah korelasi produk momen (Moment product correlation/pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut inter item-total correlation. Formula yang digunakan untuk itu adalah :
#maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
B. RELIABILITAS
Reliabilitas atau keterandalan merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai pengukuran yang konsisten, atau dengan kata lain reliabilitas merupakan peluang mendapatkan hasil yang sama pada pengukuran yang dilakukan berulangkali. Alat ukur terandal jika indeks keterandalannya lebih besar dari 0.70.
Pendekatan Yang Digunakan :
1. Pendekatan Eksternal
a. Test-retest
Respon diambil dua kali dalam waktu yang dekat (kondisi responden relatif sama)
b. Alternative Form
Respon dimabil dua kali pada waktu bersamaan dengan menggunakan alat ukur yang berbeda
Indeks Reliabilitas untuk pendekatan eksternal:
- Teknik Kesesuaian : P = Jumlah jawaban sama / Jumlah responden X 100%
- Teknik Korelasi : #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
2. Pendekatan Internal
a. Cronbach Aplha #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
b. Uji Belah dua (Split Half)
- Indeks Sperman-Brown #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
- Indeks Guttman #maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus#
Uji Kebebasan Chi square
Uji Kebebasan Chi-Square digunakan untuk memeriksa kebebasan/independensi dari dua peubah kategorik sehingga kita dapat menyimpulkan apakah kedua peubah tersebut saling bebas (tidak berpengaruh) ataukah keduanya saling bertalian (berpengaruh).
H0 : kedua peubah saling bebas
H1 : kedua peubah tidak saling bebas
Dalam tabel kontingensi 2 x 2 :
Y/X X=1 X=2
Y=1 a b
Y=2 c d
#maaf belum bisa menampilkan tabel yang baik#
Chi-Square (x2) = {(a+b+c+d)x(ad-bc)kuadrat}/{(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)}
#maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus rumit#
Bila X2 > X2tabel dengan derajat bebas (r-1)(c-1) maka tolak H0
Artinya: kedua peubah saling bertalian atau tidak saling bebas.
H0 : kedua peubah saling bebas
H1 : kedua peubah tidak saling bebas
Dalam tabel kontingensi 2 x 2 :
Y/X X=1 X=2
Y=1 a b
Y=2 c d
#maaf belum bisa menampilkan tabel yang baik#
Chi-Square (x2) = {(a+b+c+d)x(ad-bc)kuadrat}/{(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)}
#maaf belum bisa menampilkan rumus-rumus rumit#
Bila X2 > X2tabel dengan derajat bebas (r-1)(c-1) maka tolak H0
Artinya: kedua peubah saling bertalian atau tidak saling bebas.
izin share statistikfisika.blogspot.com
BalasHapus