SEORANG peneliti merasakan
adanya (1)"sesuatu yang tidak beres", (dalam arti tidak atau belum
sesuai dengan kondisi yang seharusnya), artinya seorang peneliti harus memiliki
keingintahuan yang tinggi dan keinginan untuk memperbaiki keadaan.
Contoh : "Selama saya kuliah,
belum pernah saya temui seorang mahasiswa pun berjalan sambil membaca buku di
kampus karena saking gemarnya membaca, misalnya.ini juga menguatkan survei
UNESCO bahwa pringkat membaca Indonesia ,
berada di bawah negara-negara tetangga kita seperti Malaysia
bahkan Vietnam .
Mungkin juga beralasan bahwa lesunya membaca ini adalah pemicu sepinya
diskusi-diskusi kecil atau publik di kampus. Padahal, menurut mahasiswa yang
sudah alumni, kegiatan diskusi adalah kegiatan yang biasa ditemui di setiap
sudut kampus ini dulu. (kutipan dari radarbanten.com)
Mengacu pada masalah yang dapat
dilihat dari suatu kasus bisa diambil rumusan masalah yang diungkapkan dalam
kalimat tanya :
- Apakah
benar bahwa mahasiswa kita kurang minat membaca?
- apakah benar lesunya minat membaca berakibat lesunya
forum diskusi di kampus?
- apakah benar dengan lesunya membaca dan diskusi ini
mengakibatkan kurang ada gairah dalam penelitian dan menulis dikalangan
mahasiswa?
Dari pertanyaan
diatas peneliti harus bisa menentukan apa variabel penelitian atau yang menjadi
objek penelitian yang merupakan inti dari masalah penelitiannya. dengan kata
lain untuk menyusun masalah penelitian peneliti harus mengetahui terlebih
dahulu apa variabelnya. ketiga pertanyaan diatas diajabarkan berdasarkan tiga
gejala yang penliti baca di media berdasarkan pengamatan sendiri.
Hal lain yang bisa diamati dari " Hal yang tidak beres", dapat dilihat dari hal yang positif dari kegiatan mahasiswa dengan adanya kegiatan mentoring yang diselenggarakan oleh "lembaga dakwah kampus' terutama dikampus umum yang marak dibandingkan dengan kampus berbasis agama. sehingga anda rumuskan juga dalam kalimat pertanyaan :
- Kegiatan positif apa saja yang dilakukan mahasiswa
melalui kelompok mentoring tersebut?
- Motif-motif apakah yang mendorong para mahasiswa
untuk mengadakan kelompok mentoring tersebut?
- Apakah
ada kaintan yang erat antara mentoring dengan kegiatan salah satu partai
sebagai sel kaderisasi?
Untuk
menjawab semua pertanyaan dari asumsi dasar yang diajukan peneliti dapat
mengajukan pertanyaan "Manakah kira-kira yang paling baik, mulai dengan
mendaftar sebanyak mungkin pertanyaan atau langsung menentukan sejumlah
pertanyaan?"
Asumsinya
sebagian orang dengan cepat memperoleh pertanyaan penelitian karena sensitif
terhadap lingkungan dan dapat merasakan adanya permasalahan disekelilingnya
sehingga ingin memecahkan permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian.
sebaliknya sebagian orang sukar menemukan permaslahan yang akan diteliti
sehingga apabla seorang mahasiswa, setelah lama menyelesiakan teori, tidak
habis-habis berada dalam "masa berpikir mencari judul "untuk
skripsinya.
Intinya
modal utama mahasiswa dalam menentukan judul harus menguasai permasalahan lalu lanjut
pada pemahaman terhadap literatur yang relevan dengan judul penelitiannya.
dalam keadaan mantap peneliti harus juga meninjau kembali rumusan pertanyaan
yang diajukan dan sambungkan dengan bahan pustaka, sebaliknya jika dalam
mengkaji bahan pustaka untuk teori tidak memperoleh dukungan maka lebih baik
mengurungkan niatnya untuk walaupun judul dirasakan sudah sesuai dengan
keinginan peneliti.
Secara
garis besar, proses penelitian pada umunya melalui langkah-angkah sebagai
berikut ;
- Mencari
permasalahan yang pantas untuk diteliti.
- menelaah
buku-buku untuk mencari dukungan teori dengan cara membaca buku teori
maupun laporan hasil penelitian dari hasil telaah ini peneliti menentukan
langkah untuk terus atau harus menghentikan penelitiannya.
- meninjau
kembali rumusan serta memantapkan problematika tersebut dan dilanjutkan
dengan merumuskan tujuan dan hipotesis penelitian.
- menyusun
instrumen pengumpul data.
- melaksanakan
penelitian
- melakukan
tabulasi pengolahan data
- mengambil
kesimpulan
- menyusun
laporan penelitian
Acuan menentukan sebuah judul skripsi
setelah memahami urutan proses
penelitian secara umum kembali pada prumusan problematika dan judl penelitian.
apabila peneliti sudah merasa bahwa ia telah memiliki problematika penelitian
dan hal ini berarti bahwa peneliti dengan jelas sudah menguasai permasalahan
penelitiannya, maka ia dapat mencari rumsuan untuk judulnya. rumusan
problematika saja memang belum cukup, peneliti harus juga mengetahui hal-hal
lain yang berkaitan dengannya.
- Berpatokan
pada masalah bukan pada judul skripsi yang ada
Walaupun judul selalu tercantum
dibagian paling depan dari setiap penelitian, tetapi tidak berarti penelitian
berangkat dari judul. bahkan untuk jenis penelitian kualitatif, judul
penelitian dapat dibuat setelah penelitian selesai. Kekeliruan sebagian
mahasiswa selalu menentukan judul berasal dari judul yang sudah ada, padahal
judul bisa diambil dari permasalahan yang ada dalam mata kuliah, fenomena
sehari-hari ditempat kerja, dari hasil sharing seminar, pola pikir membuat judul
dapat dilihat :
Masalah
-------> Identifikasi masalah............> Batasan masalah
...............> Judul
Dari pola diatas
maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari batasan masalah.
jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat menjadi judul
penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar (dasar berpijak masalah
yang bisa dijadikan sebuah acuan judul) seperti :
"Kesulitas
mahasiswa STBAJIA untuk menghilangkan logat daerah saat pengucapan bahasa jepang"
"PT
KAI seringkali terjadi kecelakaan yang tidak bisa diprediksi"
- Judul
harus netral
Karena pada dasarnya meneliti adalah
keinginan mengetahui data atau gejala sebagaimana adaya (bukan sebagaimana
seharusnya) maka judul penelitian harus netral, tidak dipengaruhi unsur-unsur
subyektif yang belum diketahui kebenarannya. judul penelitian harus netral dan
didasarkan pada bentuk-bentuk permasalahan. untuk bentuk permasalahan
deskriptsif yang bersifat estimasi (yang menggambarkan keadaan satu variabel/uni
variabel)
- Teks
judul sederhana dan spesifik
untuk penelitian harus ada pembatasan
maslah dengan memperkecil jumlah variabel, memperkecil jumlah subjek
penelitian, mempersempit lingkup wilayah penelitian menggunakan instrumen
dengan memilih metode pengumpulan data yang lebih sederhana, menganalisis data
dengan teknik yang tepat guna dan menyusun laporannya sesingkat mungkin.
Sebuah judul harus berisikan
;1). teks pengantar (analisa, hubungan dengan..., studi deskriptif...,
studi ekssploratif, dll); 2). variabel pokok yang merupakan objek yang akan
diteliti, 3). subjek penelitian tempat diperolehnya data untuk variabel
yang diteliti, 40. lokasi tempat penelitian dilaksanakan, 5). waktu data
penelitian diambil atau waktu penelitian dilaksanakan.Teks judul dapat ditulis
dalam skrisi seperti berikut :
- Peranan......................terhadap.........................................................................................
- pengaruh.....................terhadap........................................................................................
- pengaruh.....................dan......................terhadap.............................................................
- Hubungan
...................dengan...........................................................................................
- hubungan.....................dan.....................dengan................................................................
Judul
penelitian selain berbentuk hubungan sebab-akibat bisa juga bersifat komparatif
(membandingkan), maka judulnya penelitian dengan teks yang sering digunakan
:"Perbandingan...................antara...............................................................................................
"perbandingan.....................
terhadap ........................................................................................
karena
dalam penelitian kualitatif banyak variabel yang diamati dan masalah yang
diteliti belum jelas, maka judul-judul penelitian tidak harus eksplisit serti
pada batasan masalah. judul-judl penelitiannya masih bersifat sementara, dapat
berubaha dan dapat dirumuskan judlnya setelah penelitian selesai.
-
Judul bisa juga dari pembimbing anda
Kalau Anda
beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul
skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam
proyek penelitian dan Anda akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau
sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena
segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.Akan tetapi terlalu
banyak mempunyai permasalahan lalu berkonsultasi dengan pembimbing, setelah
mengetahui adanya kesulitan lalu berubah ingin mengganti judul. dengan proposal
yang diajukan dengan berbagai alasan latar belakang masalah diajukan, belum
selesai terpikir masalah lain sangat menarik untuk diajukan kembali menjadi
sebuah judul. bisa jadi mahasiswa yang sering gunta-ganti judul tidak menguasai
permasalahan dengan baik. dipihak lain ada mahassiwa yang sulit menemukan judul,
tidak segan-segan meminta pada calon pembimbing atau judul diberikan oleh dosen
tapi kesulitan mencerna karena mahasiswa belum terbiasa merangkai kata-kata,
nasehat dosen sangat bermanfaat, tapi terkadang judul skripsi pemberian dosen
sulit dipahami oleh mahasiswa maknanya sehingga ada kompromi semu padahal tidak
paham dengan permasalahan.
Sayangnya,
kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas
mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi,
persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.
Idealnya, skripsi
disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut
bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan
alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.
Dalam mencari
referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan
diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing
juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas,
maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.
Unsur kekinian
juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih
menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi
topik-topik lawas, penguji biasanya sudah "hafal di luar kepala"
sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya.
Kedua,
jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada
referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan
menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh
lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980.
Salah satu tahap
persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak
selalu harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis
besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi
guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya.
Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda
mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa
menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan
benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
- Judul yang sesuai dengan
tingkat analisa dan penentuan topik
kadang kala yang
harus dilakukan bagaimana cara menentukan sampai seberapa besar cakupan
analisa. Hal ini sangat penting karena dengan menentukan tema atau judul yang
sesuai dengan tingkatan analisa tepat maka anda akan lebih mudah menentukan
rumusan masalah dan pembatasan penelitian. Jadi, sebenarnya untuk menentukan
judul dalam berbagai kajian ilmu apapun tidaklah sesulit yang mahasiswa
bayangkan.
Dalam penetuan
topik disarikan bahwa topik harus penting (significanne of topic), harus
menarik perhatian penelitian (interesting topic), harus didukung oleh data atau
dngan kata lain untuk topik harus tersedia datanya (obtainable data) dan topik
penelitian harus dapat dilaksanakan dalam arti sebatas kemampuan penelitian
(manageble topic)
Berikut merupakan
langkah yang harus anda lakukan ketika memilih tema atau judul untuk skripsi
bahasa
A.Bagaimana
untuk mendapatkan judul yang sesuai dalam ilmu bahasa.
Untuk mendapatkan
judul atau tema skripsi ilmu bahasa maka saya sarankan anda harus membaca
banyak referensi. Banyak referensi, tidak berarti tidak harus bersumber pada
buku-buku atau jurnal yang membahas tematik bahasa. Saya seringkali menemukan
judul ilmu bahasa yang kemudian saya angkat menjadi skripsi ketika membaca
majalah-majalah seperti National Geography atau bahkan majalah wanita seperti
Femina.
Jadi bisa saja,
artikel yang membahas analisa sastra namun juga mempunyai muatan ilmu
komunikasi dan feature bahasa, kalau anda cukup teliti untuk menangkap ide ini.
Jadi, jangan mengkotakkan diri anda dalam sebuah ilmu yang anda pelajari selama
kuliah saja. Banyak membaca Novel dan komik berarti anda memperluas wawasan
anda.
Langkah
kedua untuk mencari ide judul skripsi adalah sharing dengan
teman, atau dosen pembimbing akademis anda. Percakapan dengan teman yang anda
lewatkan di kantin ataupun ketika dosen menyampaikan materi kuliah, terus
keluar ide dan anda menangkapnya. Jadilah sebuah judul skripsi.Untuk penerimaan
judul biasanya ditentukan dari kebaruan dan kesulitan mengenai objek yang
diteliti
B.
Menentukan Wilayah lingusitik kebahasan yang paling kita pahami.
Perlu diingat
bahwa ilmu bahasa adalah sangat luas dan berpatokan pada konsep Speaking,
listening, writing dan reading. Jadi untuk mencari kajian apa dan bagaimana
ilmu bahasa maka dapat dikembalikan dalam esensi dari ilmu bahasa itu
sendiri. Jadi tema atau judul dalam bahasa dapat di dasarkan pada kajian-kajian
wilayah lingua bahasa yang luar biasa luasnya dan juga bahasa ada kaitannya
dengan ilmu sastra. Ilmu sastra sendiri bersumber dari kajian yang mengulas
secara tematik mengenai sastra, Baik input, output maupun lingkungan; ke
semuanya membentuk sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi.
Berdasarkan bagan
diatas maka kita dapat meletakkan topik tersebut di dalam wilayah proses input,
output (kebijakan), maupun lingkungan. Berikut merupakan berbagai contoh tema
yang dapat diangkat dalam menganalisa bahasa seperti bahasa inggeris
1.Input
Bentuk input
dalam ilmu bahasa dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi dan tematis Input
dalam tuntutan disebabkan adanya kesulitasn dalam hal berkomunikasi dengan
demikian timbulnya input berupa upaya meningkatkan kemampuan conversation oleh
karena ada fenomena belajar bahasa inggeris sejak SD sampai PT tapi kemampuan
percakapan kita sangat sulit, hal ini disebabkan oleh adanya sebuah kondisi
psikologis kalau bahasa inggeris itu bahasa asing, dipelajari saat benar-benar
dibutuhkan, kurangnya pembiasaan percakapan, kurangnya dukugan sekitar kita
untuk selalu menggunakan bahasa itu sebagai bahasa sehari-hari kita
2.Output
Output dalam
suatu sistem kebahasan adakalah peningkatan kompetensi kebahasan yang dirasa
masih kurang. Jadi secara meluas, tema yang dapat diangkat dalam wilayah output
untuk sebuah judul bahasa adalah jalannya pelaksanaan, keefektifan serta
implikasi kebahasan tersebut dalam struktur bahasa.
3.Lingkungan
Untuk menciptakan
proses dimana sistem tersebut berjalan maka dibutuhkan adanya lingkungan
bahasa. Lingkungan bahasa merupakan suatu penggambaran secara sistematik dari
setiap pola penggunaan bahasa yaitu baik struktur maupun fungsi dari yang bisa
didaptasi oleh bangsa indonesia artinya bahasa inggeris bisa diterima sebagai
bahasa kedua setelah bahasa Indonesia Lingkungan ini dapat berupa lingkungan
internal atapun eksternal. Tema inilah yang paling banyak tidak dicermati
mahasiswa sebagai tema dalam penelitian bahasa dari sudut budaya dan tema
kesusastraan, padahal bahasa sangat begitu dekat dengan tema omunikasi sastra
dan komunikasi, padahal banyak bidang yang bisa dikaji, misalkan analsia
tematis novel, film dan sastrayang berasal dari permasalahan bahasa setempat
seperti logat bahasa ataupun perbedaan pola budaya dan sastra dalam berbahasa.
Ke semua bagian dalam sistem kebahasan akan seperti yang diuraikan di atas dapat menjadi dasar kegiatan dalam meenentukan judul penelitian bahasa Hal ini akan membantu anda dalam menentukan ruang lingkup dalam menentukan judul bahasa yang tidak hanya terpokus pada grammer, conversation, fonetik tapi kajian tema sastra juga bisa diadopsi dan dijadikan sebagai dasar judul dalam kajian ilmu bahasa.
C.Menentukan
Tingkatan Analisa
Langkah
berikutnyan adalah menentukan tingkatan analisa masalah. Untuk langkah ini maka
kita dapat membagi berdasarkan tingkatan mana yang paling mempengaruhi dan
dipengaruhi dari tema kebahasan dapat dilihat nanti dalam hubungan antar
variabel dalam paradigma penelitian.
Dalam perakteknya
model judul penelitian cukup bervariasi dan tidak sesuai dengan teori yang
diberikan diatas. terdapat judul penelitian yang mencerminkan permasalahan dan
ada juga judul penelitian yang mencerminkan saran yang akan diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar