Ada beberapa hal yang berhubungan suatu teori dalam penelitian kualitatif antara lain pengertian dan fungsi teori, bentuk formulasi suatu teori, teori substantif dan teori formal dan unsur-unsur suatu teori.
Definisi Teori.
Snelbecker (1974:31) menangartikan teori sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. Sehingga membagi empat fungsi dari teori yaitu :
Sedang Mark dan Goodson (1976:235) sebagai aturan yang menjelaskan proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas referesentasi simbolik dari a).hubungan yang bisa diamati diantara kejadian-kejadian. b). mekanisme atau struktur yang diduga mendaari hubungan demikian. c).hubungan yang disimpulkan serta manefestasi hubungan empiris apapun secara langsung.
Bentuk formulasi teori.
glasser dan staruss (1980:31) untuk keperluan penelitian kualitatif yang dikenal dengan teori dari dasar penyajian suatu teori dapat dilaksnakan dalam dua bentuk : a). penyajian dalam bentuk seperangkat proposisi atau secara proposional b). dalam bentuk diskusi teoritis yang memanfaatkan kategori konseptual dan kawasannya.
Teori substantif dan teori formal.
Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan. sedang teori formal teori untuk keperluan atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan.
Unsur-unsur teori
unsur teori dibentuk melalui analisa perbandingan meliputi, a). kategori konseptual dan kawasan konseptual. b). hipotesis kerja atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasannya. c). integrasi
|
Blog yang berisikan Resume dan Dokumentasi : Teori, Metodologi, Teknik Penulisan, jenis proposal, Statistik Penelitian, Panduan Skripsi, Resensi Buku, Referensi, Tugas Mahasiswa, Karya Penelitian dan Motivasi penelitian.
02 Desember 2008
Beberapa segi suatu teori
Landasan teoritis penelitian kualitatif
Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif adalah sebuah fenomenologi sedangkan yang lainnya yaitu interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi diajadikan sebagai dasar tambahan yang melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif. Bogdan Biklen mengistilahkan dengan paradigma sebagai kumpulan longgar tentang asumsi secara logis dianut bersama, konsep atau preposisi yang mengarahkan cara berpikir dan cara penelitian. Fenomenologi Fenomenologi (Huserl) diartikan sebagai : 1). Pengalaman subjectif atau pengalaman fenomenologikal. 2). Suatu studi tentang kesadaran dari prespektif pokok dari seseorang. bisa dikatakan fenomenologi dibgunakan sebagai prespektif filosopi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Ada beberapa ciri pokok fenomeologis yang dialkuakn oleh peneliti fenomenologis yaitu :
|
Interaksi simbolik yang berapendapat bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Jadi penafsiran itu menjadi esensial. interaksi simbolik menajdai paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajiban peranan, resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat atau lingkungan pisik lainnya.
Grounded theory (Glaser dan Strauss)
Bependapat suatu teori muncul dari data atau sebuah pendekatan metode penelitian kualitatif yang menggunakan seperangkat prosedur sistematik untuk mengembangkan teori dari dasar uyang dieproleh secara induktif tentang suatu fenomenon. Ada bebrapa strategi analisis kunci antara lain :
- Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan implikasi dan rincian dari kategorinya.
- Memoing adalah proses mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan dari peneliti sewaktu hal-hal itu muncul selama studi.
- Diagram terpadu dan sesi digunakan untuk menarik seluruh rincaian menajdi satu, untuk membantu agar data itu menjadi berarti dengan mengarahkan diri kepada teori yang muncul.
14 Oktober 2008
METODE ILMIAH
1. Tidak dari permulaan manusia itu tahu
3. Tahunya manusia tentang sesuatu bukanlah suatu bekal yang dibawa sejak lahir
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian ekploratif adalah penelitian dalam untuk upaya mencari masalah/menjajagi masalah.
Andi. 2008. ” Metode Ilmiah “.
Langkah-langkah penelitian
- Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
- Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
- Membangun sebuah bibliografi.
- Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
- Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
- Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung. - Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah. - Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
- Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
- Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
- Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
- Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
- Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
- Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
- Menulis laporan penelitian.
Judul dinyatakan secara singkat.
- Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
- Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
- Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
- Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
- Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
- Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
- Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
- Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
- Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
- Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
- Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan selintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif
a. Pertimbangan dari arah masalahnya
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
b. Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
1. Relevansi
2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
1. Relevansi
2. Kemutakhiran
3. Bobot
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
1. Variabel nominal
2. Variabel ordinal
3. Variabel interval
4. Variabel rasio
1. Variabel tergantung
2. Variabel bebas
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)
Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
2. Reliabilitas
2. Pengumpulan data/informasi
3. Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian
Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak daripada yang miskin hasrat untuk maju.
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah
Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.
Wiratha, I Made. 2005. Pedoman Penulisan : Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
08 September 2008
PROPOSAL SEBAGAI RANCANGAN PENELITIAN
Istilah lain proposal research design dapat dimaknakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
- Salah satu kata design adalah rencana yang dapat diartikan pola, potongan, bentuk, model tujuan dan maksud (Echol, Hasan Shadily, 1976:177)
- Reseach design diartikan sebagai tahap perlakuan sebelum dan sesudah eksperimen (Campbell & Stanley, 1966)
- Tahap-tahap pelaksanaan pengumpulan data dengan membagi kedalam beberapa tahap : orientation, personal development history dan perspective (Chism, 1984:52-53)
- Lincoln & Guba (1985:226) mendefinsisikan proposal sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.
Lincoln & Guba (1985:224-228) mengemukana ada sepuluh komponen penelitian :
- Penentuan fokus penelitian : penentuan fokus membatasi studi berupa penentuan tempat penelitian dan penentuan fokus secara efektif menetapkan kriteria inklusi-eklusi untuk menyaring informasi yang mengalir masuk.
- Penentuan kesesuaian paradigma dengan fokus, belum adanya alat ukur untuk mengukur kesesuain paradigma sehingga peneliti harus mengajukan pertanyaan berdasarkan aksioma yang antara lain : 1). Apakah fenomena yang diwakili oleh kerumitan jamak itu suatu konstruksi ? 2). Apa derajat hubungan peneliti-fenomena dan apa derajat ketidakpastian yang akan diperkenalkan kedalam penelitian? 3). Apa derajat kebebasan konteksnya? 4). Apakah kiranya beralasan untuk mempersoalkan hubungan kausal konvensional itu sehubungan dengan unsur fakta yang diamati?
- Penentuan kesesuaian paradigma dengan teori substantif yang membimbing studi, jika suatu teori muncul dari data, maka harapannya ialah teori itu taat asas dengan paradigma metodologis yang sesuai dengan harapannya. hal ini jadi persoalan apablila teori yang digunakan untuk diuji peneliti sehingga penelaahan kesesuaian perlu diperhitungkan dalam proposal penelitian.
- Penentuan darimana dan dari siapa data dikumpulkan : penentuan tempat penelitian dan satuan kajian, kemudian merancang sampel bertujuan.
- Penentuan tahap-tahap penelitian : mengetahui sesuatu yang perlu diketahui, tahap eksplorasi fokus dan tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan
- Penentuan teknik penelitian : berdasarkan schedul penelitian, situasi dan penelitianya bersifat individu atau tim, serta persyaratan penggunaan yang mengacu teori dasar dan jenis teknik lain yang mungkin diperlukan.
- Perencanaan pengumpulan dan pencatatan data : dapat dilihat dari dimensi ketepatan dan struktur.
- Perencanaan prosedur dan pelaksanaan analisis data: analisis data telah dimulai sejak pertama tiba pada latar penelitian.
- Perencanaan perlengkapan penelitian yang dapat dikelompokan kedalam lima kategori : satu, pertimbangan logistik secara keseluruhan sebelum penyelenggaraan penelitian (sponssor penelitian, jadwal penelitian rinci, pembiayaan, penelitian lembaga harus ada pengarah, tahap persiapan), Dua, pengadaan perlengkapan sebelum terjun kelapangan (pengaturan siapa yang mengsurvei pendahulu, adanya pengantian penjadwalan bergiliran, selain harus ada peneliti yang asli orang setempat selain perlengkapan penelitian) ketiga, perencanaan perlengkapan sewatu berada dilapangan, keempat, penyiapan logistik sesudah kegiatan lapangan dan kelima perencanaan logistik mengakhiri dan menutup.
- Perencanaan untuk pemeriksaan keabsahan data, dengan menjawab beberapa pertanyaan lanjutan :
- Sejauhmanakah hubungan dalam rangka memenuhi perpanjangan keikutsertaan telah berlangsung?
- Bagaimanakah mengatur kegiatan wawancara atau pengamatan dari yang longgar-terbuka makin menjadi tertutup-terstruktur?
- Bagaimanakah triangulasi dilakukan? dengan metode? dengan sumber? dengan beberapa peneliti?
- bagaimanakah pelaksanaan diskusi sejawat? siapakah yang akan berperan serta?
- Hal apakah yang akan dilakukan dalam menangani kasus negatif sehingga dapat dijelaskan dari segi fenomena yang diamati?
- Kecukupan bahan apakah yang akan dikumpulkan?bagaimanakah hal itu dapat dicapai? kapan dan siapakah yang akan memanfaatkannya?
- Bagaimanakah teknis pelaksanaan pengecekan anggota sewaktu para peneliti kembali kelapangan penelitian? diadakan beberapa kali dan bagaimana pelaksanaannya yang terakhir?
- Bagaimanakah menyiapkan uraian rinci itu? informasi apakah yang dapat dikumpulkan untuk mengsintesiskan dalam uraian rinci itu?
- Bagaimana merencanakan dan melaksanakan penjajakan auditing seperti kegiatan pemeriksaan keabasahan data terakhir guna memeriksa kriteria ketergantungan dan kepastian?
04 September 2008
Skripsi : Kualitatif dan Kuantitatif
bahan pembicaraan adalah ciri-ciri, sifat dan mutu meja tersebut. Apakah dia terbuat dari bahan kayu biasa, bermodel biasa dengan kaki empat dan jangkung atau dari bahan kayu jati kelas satu bermodel akar pohon berkaki menjuntai di-varnish secara sempurna sehingga tampak berkilau dan mewah. Di sini kita tidak menyinggung berapa banyak meja yang menjadi bahan pembicaraan, karena setiap meja memiliki ciri-ciri, sifat dan mutu tersendiri. Meskipun secara sepintas tampak mirip, sehingga kita bisa mengatakan bahwa semua meja itu sama saja, namun jika diperhatikan lebih seksama, akan ditemukan banyak sekali perbedaan-perbedaan dan deviasi karakter yang membuktikan bahwa setiap meja (meskipun dari bahan dan dibuat dengan cara yang sama) tak satu pun yang memiliki ciri-ciri, sifat dan mutu yang sama. Demikian pula jika kita berbicara mengenai manusia sebagai bahan pembicaraan atau kajian. Meskipun berasal dari latar belakang dan populasi yang sama, dipastikan bahwa tak satu pun yang memiliki sifat, ciri-ciri dan ’mutu’ yang sama.
Berangkat dari hal tersebut, maka Paradigma Kualitatif memandang suatu obyek (subyek) lebih kepada sifat dan ciri-ciri yang melekat pada obyek (subyek) tersebut. Berbeda dari Paradigma Kuantitatif yang lebih melihat kepada jumlah obyek dan cenderung menggeneralisasikan sesuatu, Paradigma Kualitatif tidak mengenal generalisasi dan sangat menghargai keunikan setiap obyek (subyek) yang diamati. Rachmat Kriyantono dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi (Penerbit Kencana, 2006) menyebutkan bahwa dalam paradigma kualitatif yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, dan bukan banyaknya (kuantitas) data. Lebih lanjut, Kriyantono menyebutkan bahwa semua riset yang menggunakan paradigma kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975; dalam Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong, Penerbit Rosda, 2007) menyebutkan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pakar lain, Denzin dan Lincoln (Moleong, 2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen). Moleong sendiri secara simpel mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Sementara sebuah asumsi mengatakan bahwa dalam paradigma kualitatif, semakin subyektif sebuah penelitian, maka semakin obyektif penelitian tersebut (Engkus Kuswarno, Kuliah Riset Komunikasi MKOM-UMB, 2007). Hal ini menunjukkan ukuran obyektivitas penelitian kualitatif ditentukan oleh tingkat subyektivitas peneliti. Peneliti merupakan bagian dari instrumen penelitian, berbeda dengan paradigma kuantitatif di mana peneliti terpisah dari obyek yang ditelitinya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa riset-riset atau penelitian yang mengusung paradigma kualitatif memiliki ciri-ciri: kedalaman/eksploratif (Kriyantono), deskriptif (Bogdan & Taylor), alamiah (fenomenologis), interpretatif (Denzin & Lincoln), non-kuantitatif (Moleong), dan subyektif (Kuswarno).
Bagaimana dengan Kualitatif sebagai sifat data?
Jika Paradigma Kualitatif merupakan ’cara pandang’ yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ suatu obyek (subyek), maka Data (yang bersifat) Kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara pandang yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ obyek (subyek) yang bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat numerik, data kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif), seperti cantik, tampan, gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali, lincah, mewakili anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.
Apakah paradigma kualitatif dapat menggunakan data kuantitatif ?
Seperti dijelaskan di atas, terdapat perbedaan antara Kualitatif/Kuantitatif sebagai Paradigma/metode dan Kualitatif/Kuantitatif sebagai sifat Data. Paradigma adalah cara pandang atau pendekatan terhadap obyek (subyek), sedangkan Data adalah apa yang dihasilkan dari cara pandang tersebut. Jadi, Paradigma Kualitatif dapat menggunakan Data kuantitatif, demikian pula sebaliknya. Namun, biasanya, data-data tersebut merupakan data-data pendukung untuk memperkuat data-data utama yang telah dihasilkan dari paradigma yang sama. Misalnya, ketika mendeskripsikan sebuah fenomena pelacuran di suatu daerah tertentu, ditemukan informasi dari salah satu informan bahwa salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi. Informasi ini dapat diperkuat dengan data statistik yang telah ada mengenai persentasi tingkat kemiskinan masyarakat di daerah tersebut.
sumber: www.bambangsukmawijaya.wordpress.com
Penelitian Sebuah Langkah
Hal yang sering terlupakan oleh mahasiswa adalah audience atau pembaca dari tulisannya. Strategi penulisan akan berbeda jika yang membaca adalah orang yang mengerti teknis (dosen, insinyur, teknisi) dan orang yang kurang mengerti teknis (umum). Thesis atau laporan tugas akhir ditujukan kepada orang yang mengerti teknis. Untuk itu isi dari laporan biasanya lebih teknis. Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan harus pas. Jika anda menganggap bahwa pembaca seorang yang bodoh, maka pembaca akan merasa terhina (insulted).
Coba pikirkan penjelasan kalimat di bawah ini. Mari kita misalkan biaya produksi dari perangkat ini dengan bakso. Jika satu mangkok baso harganya 3000 rupiah, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 1000 mangkok baso.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.
Mari kita gunakan variabel x sebagai jumlah unit yang akan diproduksi. Biaya produksi sebuah unit adalah 3000 rupiah. Maka biaya produksi 1000 unit adalah 1000x.
Dengan menggunakan permisalan mangkok baso, maka anda telah menghina intelektual pembaca! Tentunya contoh di atas terlalu ekstrim. Kasus yang terjadi tidak se-ekstrim itu namun mendekati. Misalnya, di bidang saya (bidang digital), tidak usah menjelaskan Boolean logic pada bagian pendahuluan dari thesis anda. Anda hanya akan menghabiskan tempat dan menghina pembaca pada saat yang bersamaan. Di satu sisi yang lain, ada juga mahasiswa yang menulis dengan sangat kompleks sehingga justru sulit dimengerti. Mungkin dalam pikirannya adalah ilmu dan teknologi itu secara prinsip harus sulit, sehingga penjelasannya pun harus sulit dimengerti. Penulis yang baik adalah penulis yang dapat menjelaskan sesuatu yang sulit dengan cara yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Tentunya hal ini dilakukan dengan tanpa merendahkan intelektual pembaca.
Kondisi Skripsi Kualitatif
1. Faktor Alasan
Alasan dominan mengerjakan skripsi, menurut responden, adalah karena metode kualitatif memang sesuai dengan permasalahannya (83.33%). Seorang responden (5.55%) memilih metode kualitatif setelah berdiskusi dengan pembimbing dan koleganya. Sementara, dua responden lainnya (11.11%) menyatakan bahwa pemilihan metode tersebut didasari hasil pembacaan terhadap skripsi lain, yang kebetulan meneliti konsep atau gagasan yang sama.
2. Faktor Durasi
Hasil angket menunjukkan, 50% responden menyusun skripsi dalam jangka waktu yang sangat singkat untuk kategori skripsi kualitatif, yaitu kurang dari 4 bulan saja. Sementara itu, dua mahasiswa makan waktu lebih dari setahun untuk menyusun skripsinya (12.5 bulan dan 18 bulan). Masalah utamanya, menurut ybs., adalah karena tingkat kesulitan skripsinya (dengan metode interaksionisme simbolik) dan gangguan pekerjaan.
3. Sumber Pertama Mengenal Metode Kualitatif
Dosen mata kuliah metode riset (MPK) menjadi sumber pertama bagi mahasiswa dalam mengenal metode kualitatif (83.33%). Dosen mata kuliah lainnya, dosen wali, teman, dan lingkungan lain, sangat sedikit berperan.
4. Keistimewaan Metode Kualitatif.
Pilihan bahwa metode kualitatif itu istimewa karena tidak perlu menggunakan angka dan rumus hampir ada dalam setiap jawaban. Bahwa metode kualitatif dianggap istimewa karena dapat mengeksplorasi permasalahan lebih mendalam.
5. Kesulitan Metode Kualitatif
Minat menggunakan metode kualitatif dalam penelitian/skripsi, ternyata tidak ditunjang oleh sarana yang memadai. Mahasiswa mengeluhkan tidak adanya format penelitian yang baku.
6. Tentang Dosen Pembimbing
Ada kontradiktif tentang dosen pembimbing yang dinilai tidak banyak berperan sehingga menimbulkan kesulitan dalam penggarapan skripsi dengan metode kualitatif. Namun dalam indikator lain, mahasiswa justru sangat mengapresiasi peran dosen pembimbing.
7. Tentang Dosen MPK
Hanya 4 responden (22.22%) yang merasa dosen pengajar MPK sangat membantu memperkenalkan metode kualitatif! Setengah lainnya (9 responden), menganggap ‘biasa-biasa’ saja perannya. Bahkan ada jawaban ‘kurang membantu’ (22.22%) dan ‘tidak membantu’ 5.55%).
8. Tingkat kesulitan mengerjakan Skripsi Dengan Metode Kualitatif
Tingkat kesulitan responden tampaknya berbeda-beda, demikian pula bagian yang menurut responden paling sulit. Tapi membangun kerangka pemikiran dipilih paling banyak sebagai bagian skripsi yang paling sulit digarap (22.22%). Tiga responden memilih perumusan latar belakang sebagai bagian tersulit (16.67%). Dua responden tersandung pada ‘analisis’ dan ‘penyimpulan’, sisanya mengaku bagian tersulit adalah pada metodologi, pengumpulan data, dan penyusunan laporan penelitian (dalam bentuk skripsi).
9. Manfaat Meneliti Dengan Metode Kualitatif
Secara umum terbagi menjadi dua kategori: a) Manfaat metodologis. Peneliti yang mendapatkan manfaat metodologis umumnya mengaku menjadi lebih memahami seluk-beluk penelitian kualitatif baik dalam tataran praktik maupun teoritik. B) Manfaat personal. Manfaat personal umumnya tertuju pada pengalaman yang diperoleh pengembangan pribadi.
Terakhir, penelitian ini ingin mengetahui apakah metode kualitatif memang layak untuk terus diajarkan, dan perlu diberi tambahan porsi waktu. Hasilnya 100 persen menjawab perlu.
Sepenggal Nasihat buat yang Skripsi
Banyak juara yang saya temui
Juga banyak pecundang saya dapati
Wujud juara yang saya maksudkan adalah mereka-mereka yang sukses menyelesaikan skripsi, tesis juga disertasi dengan tenggang waktu yang semestinya. Sedangkan pecundang adalah kebalikan dari juara, termasuk mereka yang menyelesaikan skripsi dengan predikat pertimbangan, ‘pertimbangan kasihan’, ‘pertimbangan faktor X’ dan pertimbangan lainnya (tentunya wujudnya adalah molor).
Mengapa saya sebut sebagai juara? Terus terang berdasarkan pengalaman yang saya jumpai, banyak terdapat kesuksesan lain yang siap menanti para peneliti yang mampu menyelesaikan penelitiannya dengan tepat waktu. Sebagai contoh, wisuda yang semakin cepat, mendapatkan ijazah juga semakin dekat. Sehingga banyak kenyataan mereka yang selesai skripsi dengan cepat, wisuda dan kemudian mendapat pekerjaan. Sementara teman-teman mereka yang molor skripsinya masih berkutat di kampus sambil melihat teman-temannya sudah sukses.
Kalau saya lanjutkan lagi, mereka yang mendapat pekerjaan kemudian menikah dan melanjutkan kehidupan berkeluarga dengan perhitungan waktu usia memadai. Sedangkan untuk yang molor di kampus akan lebih tertinggal.
Dengan kenyataan di atas, semoga rekan-rekan yang akan atau sedang menyusun skripsi, tesis maupun disertasi akan lebih semangat dalam berusaha menyelesaikan tugas penelitiannya. Karena dengan lebih giat berusaha, kemungkinan cepat terselesaikannya penyusunan skripsi akan lebih besar.
Terus terang saya prihatin dengan saudara-saudara yang terjebak dalam keadaan tersebut, yang akhirnya menghambat pekerjaan yang menanti di depan. Sekali lagi, waktu itu tidak bisa mundur, waktu hanya bisa melibas dan menggilas. Kalau ada pepatah:
Waktu ibarat pedang...
Jika kau tidak bisa memotongnya, niscaya engkau yang terpenggal..
Mungkin ada benarnya, tapi bagi saya waktu tidak bisa dipotong atau dihentikan, yang ada adalah waktu harus kita dahului. Ibarat pelari, kita harus selalu di depan, minimal selangkah di depan waktu dan menjadi pemenang.
Adapun langkah realistis yang paling tepat menurut saya adalah:
- Buat perencanaan, baik yang jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
- Waktu tidur dan aktivitas yang baik ditambah dengan sebuah rencana strategis sebelum tidur (tidur untuk besok malam adalah permulaan evaluasi pekerjaan yang sudah kita selesaikan di hari ini).
- Jangan lupa berdoa sesudah menyelesaikan draf rencana strategis dan evaluasi.
Semoga dengan sedikit tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua, baik yang sedang mengerjakan skripsi, maupun tugas-tugas lainnya. Semoga kita semua termasuk pemenang dan terhindar dari golongan orang-orang yang merugi. Amin.