04 September 2008

Ex Post Facto-Research

“Experimental research, where the researcher manipulates the independent variable , whilst the dependable variable are controlled with the aim of establishing the effect of the independent variable on the dependable variable, is also applicable.
The term ex post facto according to Landman (1988: 62) is used to refer to an experiment in which the researcher, rather than creating the treatment, examines the effect of a naturally occurring treatment after it has occurred. In other words it is a study that attempts to discover the pre-existing causal conditions between groups.
It should, however, be pointed out that the most serious danger of ex post facto-research is the conclusion that because two factors go together, one is the cause and the other is the effect.
Jacobs et al. (1992: 81) refers to the following procedures when conducting ex post facto-research:
The. first step should be to state the problem.
Following this is the determination of the group to be investigated. Two groups of the population that differ with regard to the variable, should be selected in a proportional manner for the test sample.
Groups, according to variables, are set equal by means of paring off and statistical techniques of identified independent and dependent variables.
Data is collected. Techniques like questionnaires, interviews, literature search etc:. are used to determine the differences.
Next follows the interpretation of the research results. The hypothesis is either confirmed or rejected.
Lastly it should be mentioned that this type of research has shortcomings, and that only partial control is possible.
Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment)
Sub Desain Ex post Facto
a. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.
b. Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampelnya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkap masalah yang banyak, meski hanya sebatas di permukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.
Validitas
Validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatasi atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat dan berguna untuk dilaksanakan. Ada dua validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
a. Validitas Internal
Validitas internal adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya bermakna. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk memperoleh validitas internal
  1. - Sejarah (History): Faktor ini terjadi ketika kejadian-kejadian eksternal dalam penyelidikan yang dilakukan mempengaruhi hasil-hasil penelitian.
  2. Maturasi (Maturation): Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden dalam kurun waktu tertentu, seperti tambahnya usia ataupun adanya faktor kelelahan dan kejenuhan.
  3. Testing: Efek-efek yang dihasilkan oleh proses yang sedang diteliti yang dapat mengubah sikap ataupun tindakan responden.
  4. Instrumentasi: Efek yang terjadi disebabkan oleh perubahan-perubahan alat dilakukan penelitian
  5. Seleksi: Efek tiruan dimana prosedur seleksi mempengaruhi hasil-hasil studi
  6. Mortalitas: Efek adanya hilangnya atau perginya responden yang diteliti.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal ialah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi, latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip. Hal-hal yang menjadi sumber-sumber validitas eksternal ialah:
  1. Interaksi Testing: Efek-efek tiruan yang dibuat dengan menguji responden akan mengurangi generalisasi pada situasi dimana tidak ada pengujian pada responden.
  2. Interaksi Seleksi: Efek dimana tipe-tipe responden yang mempengaruhi hasil-hasil studi dapat membatasi generalitasnya.
  3. Interaksi Setting: Efek tiruan yang dibuat dengan menggunakan latar tertentu dalam penelitian tidak dapat direplikasi dalam situasi-situasi lainnya.
Desain Spesifik Ex Post Facto
Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto, sistem notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur.
O: Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
R: Menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan-tujuan studi.
Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variabel bebasnya maka sistem notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya:
O1
O2
Dimana:
O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.
Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini:
(R) O1
Dimana:
O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ).
Apabila sampel yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
(R) O3
dimana:
O1 merupakan observasi yang pertama,
O2 merupakan observasi yang kedua dan
O3 merupakan observasi yang ketiga.

1 komentar:

  1. mohon bertanya, daftar pustaka buku atau sumber tentang penelitian ex post facto apa saja ya...
    terima kasih, ana.
    auriezka@gmail.com

    BalasHapus

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *