04 September 2008

Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Skripsi

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Namun herannya kualitas tulisan mahasiswa yang saya evaluasi sangat menyedihkan. Dimana salahnya? Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan thesis atau tugas akhir, antara lain dapat dilihat pada list di bawah ini.

Membuat kalimat yang panjang sekali sehingga tidak jelas mana subjek dan predikat. Biasanya kesalahan ini muncul dengan menggunakan kata “yang” berulang kali. Menggunakan bahasa yang “berbunga-bunga” dan tidak langsung to the point. Pembaca akan lelah membacanya. Mengapa penulis tidak hemat dengan kata-katanya? Membuat kalimat yang tidak ada subjeknya. Kurang tepat dalam menggunakan tanda baca. Misalnya, ada tanda baca titik (atau koma) yang lepas sendirian pada satu baris. (Hal ini disebabkan karena tanda titik tersebut tidak menempel pada sebuah kata). Salah dalam cara menuliskan istilah asing atau dalam cara mengadopsi istilah asing.

Mencampur-adukkan istilah asing dan bahasa Indonesia sehingga membingungkan Menuliskan dalam kalimat yang membingungkan (biasanya dalam jurnal-jurnal). Apakah tujuannya adalah mempersulit para reviewer makalah sehingga makalahnya diloloskan?

Selain kesalahan tersebut di atas, ada lagi penggunaan bahasa yang kurang sesuai dengan kaidah. Mungkin hal ini tidak salah, tapi saya merasa kurang “pas” dalam membacanya. Contoh yang saya maksud antara lain menggunakan kata-kata “Sebagaimana yang kita ketahui bersama, ...”. Jika sudah diketahui bersama, mengapa perlu dieksplorasi berpanjang lebar?

Bahasa Indonesia dan Istilah Teknis

Ada pendapat bahwa Bahasa Indonesia kurang cocok untuk digunakan dalam penulisan ilmiah karena banyaknya istilah teknis yang tidak ada padan katanya di dalam Bahasa Indonesia. Mungkin ini ada benarnya. Namun harusnya tidak hanya Bahasa Indonesia saja yang memiliki masalah, karena bahasa lain pun memiliki masalah yang sama. Kita tidak dapat menyerah untuk tidak menuliskan karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Tentunya hal ini dilakukan dengan tidak memaksakan kehendak dengan menggunakan istilah-istilah yang dipaksakan di-Indonesiakan.

Menuliskan Istilah Asing

Dokumen teknis biasanya penuh dengan istilah-istilah. Apalagi di dunia Teknik Elektro dimana komputer, telekomunikasi, dan Internet sudah ada dimana-mana, istilah komputer sangat banyak. Masalahnya adalah apakah kita terjemahkan istilah tersebut? atau kita biarkan? atau kombinasi? Ada juga istilah asing yang sebenarnya ada padan katanya di dalam Bahasa Indonesia. Namun mahasiswa sering menggunakan kata asing tersebut dan meng-Indonesia-kannya. Contoh kata yang sering digunakan adalah kata “existing” yang diterjemahkan menjadi “eksisting”. Menurut saya, penggunaan kata “eksisting” ini kurang tepat. Saya sendiri tidak termasuk orang yang suka memaksakan kata-kata Bahasa Indonesia yang sulit dimengerti. Ada beberapa kata yang menurut saya terasa janggal dan bahkan membingungkan bagi para pembaca. Kata-kata tersebut antara lain: tunak, mangkus, sangkil. Tahukah anda makna kata tersebut? Apa padan katanya dalam bahasa Inggris? Mengapa tidak menggunakan kata dalam bahasa Inggrisnya saja? Penerjemahan yang memaksakan kehendak ini membuat banyak dosen dan mahasiswa lebih suka menggunakan buku teks dalam bahasa Inggris. Anekdot. Di dalam pelajaran matematika (trigonometri) yang menggunakan bahasa Indonesia ada istilah sinus, cosinus, dan seterusnya. Ketika saya bersekolah di luar negeri dan berdiskusi dengan kawan (tentunya dalam bahasa Inggris), tidak sengaja

saya mengucapkan kata “sinus”. Mereka bingung. Sinus dalam bahasa Inggris artinya sakit kepala! Memang matematika bisa membuat sakit kepala, tapi bukan itu yang saya maksud. Ini salah satu kendala kalau kita memaksakan menggunakan bahasa kita sendiri. Oh ya, dalam trigonometri yang bahasa Inggris istilah yang digunakan adalah sine, cosine, dan seterusnya. Istilah asing atau teknis yang tidak dapat diterjemahkan (atau akan menyulitkan pembahasan jika diterjemahkan) dapat ditulis dalam bahasa aslinya dengan menggunakan italics.

Akhirnya, adalah kesalahan pengetikan. Proses pengetikan laporan sendiri terkadang juga membuat kita sering kali diomeli sama dosen pembimbing. Ada sebuah cara jitu yang bisa kita gunakan dalam mengatasi hal ini. Sekarang sudah ada software Plugin - Bhs Indonesia.EXE, sebuah plugin komponen microsoft office untuk check spelling grammar bahasa Indonesia. Download software ini, install dan berlakukan pada laporan Anda. Dengan sofware itu akan ketemu mana saja kata-kata yang salah ketik atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perlu di ingat saja bahwa software ini masih mempunyai kelemahan, dictionary nya masih belum komplit. Mungkin ada researcher mendatang yang mampu melengkapinya, semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *