31 Oktober 2012

Cara Menentukan Judul Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas Akhir, Tugas Khusus dan Penulisan Karya Ilmiah Lainny


Latar belakang saya menulis artikel ini adalah karena masih banyaknya teman saya yang kebingungan dalam pengerjaan karya ilmiah mereka, tentunya juga banyak yang tidak saya kenal lainnya yang kebingungan dalam hal ini. Loh… Apa hubungannya dengan judul karya ilmiah. Pengerjaan karya imiah sangat berhubungan dengan penulisan karya ilmiah, buktinya, bagaimana kita bisa menulis karya ilmiah sedangkan karya ilmiahnya saja belum selesai. Pengerjaan karya ilmiah seringkali terjegal ditengah-tengah pengerjaan karena penentuan judul yang tidak tepat sehingga menggangu penulisan karya imiah, baik skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir, tugas khusus itu .
Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir, tugas khusus dan penulisan karya ilmiah lainnya. Cara-cara tersebut adalah :
  1. Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan
    • Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk sesuaikan judul dengan basic interest adalah ketika kita berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang kuat. Minat ini terbangun atas adanya dorongan mental dari dalam diri kita.Bagaimana kita bisa menjadi MAU untuk mengerjakan sesuatu jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah hanya pengerjaan setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat. Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu karena tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam diri kita masing-masing, kekuatan yang membuat kita mau dan berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan. Yang mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap sesuatu.
      Contohnya, jika Anda adalah seorang owner bisnis.
      Perintahkan kepada karyawan Anda untuk bersih-bersih 3 kali lebih bersih dari hari sebelumnya dan informasikan bahwa besok Akan Ada presiden akan datang ke tempat kerja Anda untuk melakukan tinjauan.
      Bisa dipastikan bahwa hasil akan lebih bersih (baik) daripada hari sebelumnya. Inilah yang saya maksud dengan kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, terkadang memang kita malas karena tidak ada alasan kuat yang mendasari kita untuk melakukan sesuatu. Dan bayangkan juga ketika besok adalah ujian, pastinya Anda mau tidak mau harus belajar demi meraih nilai yang anda impikan.
      Yang saya maksud di sini adalah sebenarnya kita mampu, hanya saja kita perlu untuk menyadari bahwa kita memang mampu.
      Dengan menentukan judul sesuai dengan kesukaan Anda, ini akan menambah gain interest atau alasan melakukan sesuatu dan bertanggungjawab nantinya terhadap judul yang anda tentukan dengan mengerjakan karya ilmiah.
  2. Sesuaikan dengan kemampuan
    • Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan menjadikannya mejadi karya ilmiah. Ketika Anda menjadi pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa yang Anda ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan Anda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apa yang Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap karya tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah padahal Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan. Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat jika tidak mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda akan belajar mulai dari awl dan inilah yang saya anggap riskan. Untuk memahami materi tidak semudah membalikkan telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan pastinya akan menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian informasi melalui referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah yang Anda buat.
      Di sini saya berusaha menyadarkan Anda bahwa judul yang berkualitas dengan materi yang berkualitas tidak bisa didaopatkan dari referensi saja. Ini melibatkan Anda dalam menemukan sesuatu yag baru, tidak ditemui sebelumnya diluar karya ilmiah Anda. Yang ada adalah referensi adalah dasar pemahaman materi, bukan hasil temuan yang Anda buat. Kita harus paham bahwa karya ilmiah bertujuan untuk menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah yang dibuat. Bukan hanya mengaplikasikan materi atau referensi yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika tidak ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.
  3. Simulasikan hasil judul sementara dengan kebutuhan masyarakat
    • Mensimulasikan materi judul yang Anda buat merupakan salah satu syarat untuk mencapai hasil temuan dari karya tulis yang berbobot. Apa gunanya jika karya tulis yang kita buat jika hanya memenuhi kewajiban untuk membuat skripsi atau tugas akhir saja tanpa ada kontribusi nyata terhadap perubahan masyarakat atau membantu masyarakat untuk melakukan sesuatu dengan lebih mudah. Hanya menjadi kertas berisi materi dan bukan aplikasi nyata kepada masyarakat menjadikan karya tulis kita sebagai sebuah buku tidak bermakana pada kehidupan masyarakat kita. Padahal makna membuat karya tulis adalah karena alasan agar kita dapat bekerja untuk masyarakat dan juga bisa mendapatkan materi(pekerjaan) darinya. Jika masyarakat tidak butuh, bagaimana hal ini akan tercapai. Mensimulasikan karya tulis tersebut bisa kita lakukan dengan cara analisa SWOT, 5W+H, AIDA, Questioner, bertanya langsung ke masyarakat dan lainnya yang mendukung pencapaian sebuah informasi tentang kebutuhan masyarakat. Dan pastikan hasil dari penelitian ini mempunyai data yang valid agar Anda bisa berbuat lebih terhadap temuan Anda dengan karya tulis. Penelitian disini tidak harus muluk-muluk, secukupnya saja, perlu diingat bahwa inti penelitian yang Anda buat dalam mensimulasikan adalah kebutuhan masyarakat untuk bahan judul yang Anda buat.
  4. Cari referensi yang mendukung
    • Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam menetukan judul setelah Anda yakin bahwa judul yang dibuat telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya ilmiah hingga penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar materi. Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang pakai, kan gak OK klu judul sama ketika kita meakukan pencaria di google. Oleh sebab itu lakukan perbandingan dengan melakukan pencarian referensi. Anda bisa mencari refernsi di :
      • Karya ilmiah sejenis
        • Ini adalah cara paling gampang untuk mencari judul karya tulis ilmiah. Caranya adalah dengan cara melihat pada bagian saran. Dan kalau sudah ya tinggal jadikan saran tersebut menjadi judul. Saran adalah sarana karya tulis ilmiah agar ada perubahan lebih baik terhadap karya tulis setelahnya dalam materi sejenis. Kita tidak perlu repot-repot untuk mencari judul karya tulis jika sudah ada judul dengan mater yang sama, selanjutnya hasil saran yang ada sesuaikan dengan judul Anda, ya jangan memakai judul yang sama minimal sudah berganti muka, materi sudah cukup mewakili tingggal melakukan penelitian untuk mendapatkan temuan dari saran. Mudah kan…
      • Internet
        • Pencarian di internet memang lumrah adanya, tetapi jangan terkena imbasnya dengan copy paste saja materi yang ada di internet. Pelajari dan simpulkan, itu yang benar. Pencarian materi diinternet saya sarankan untuk mengunjungi situs berikut ini
          • Konsultasi Online     : http://skripsi-konsultasi.blogspot.com
          • www.wikipedia.org
          • Perpustakaan online
          • Google.book.com
          • Google.com        : search engine utama, gunakan kunci pencarian signifikan (pahami kunci-kunci pencariannya). Kunci yang bagus adalah :
            1. “Daftar Judul skripsi” dan karya ilmiah
            2. Skripsi online
            3. Thesis filetype:pdf
            4. “Skripsi” filetype:doc
            5. “Pilihan judul skripsi” populer
            6. “Nama judul” filetype:pdf
            7. Daftar “Tugas Akhir”|TA|”Tugas khusus”|skripsi|tesis
            8. Data judul Tugas akhir filetype:xls
            9. Penelitian Tugas Akhir
            10. Karya tulis imiah
            11. dll
          • Amazon.com        : difungsikan untuk mencari data-data buku yang dicantumkan.
          • http://encarta.msn.com
          • Yahoo.com        : search engine yang juga mejadi rujukan
          • Website universitas yang kompeten, kabar baiknya adalah di setiap website resmi kampus menginputkan data-data dari skripsi, tugas khusus, tugas akhir yang sudah, sedang dan akan dibuat oleh para mahasiswanya.
      • Buku
        • Dengan sokongan materi yang cukup berarti akan memudahkan Anda dalam menulis karya ilmiah nantinya. Buku adalah pasokan materi yang paling diakui keabsahannya. Kalau internet masih banyak data kurang sesuai karena perubahan yang ada sangat cepat. Cari buku-buku tingkat internasional sehingga derajad kualitas materi diakui, kalaupun dari lokal Indonesia cari penerbit yang menjadi rujukan materi dari apa yang Anda pakai (biasanya dipakai dosen atau pengajar juga diakui praktisi). Buku menjadi referensi kuat karena sifatnya yang dihasilkan dari penelitian panjang oleh penulisnya sehingga memperkuat argument Anda dalam pembuatan materi karya ilmiah. Adapun buku-buku yang seringkali mejadi rujukan adalah keluaran  dari penerbit sebagai berikut:
          •    Oreilly
          •    Wiley
          •    Syngres
          •    Pearson Education
          •    McGraw-Hill
          •    Prentice-Hall
          •    John Wiley & Sons
          •    Academic Press
          •    Addison- Wesley Professional
          •    Macmillan College Publishing Company
          •    Springer
          •    Cambridge University Press,
          •    MIT Press,
          •    dan lain sebagainya
      • Majalah/surat kabar
        • Majalah atau surat kabar adalah cerminan dari keadaan masyarakat pada jamannya. Kita bisa menggali informasi tentang materi judul karya tulis kita dari sini. Tentukan dan sesuaikan materi dari judul Anda dengan majalah atau surat kabar yang berkaitan. Banyak praktisi yang mengeluarkan pendapat disini. Kontribus surat kabar adalah pada artikel yang valid karena data yang ada adalah berdasar pada keadaan lingkungan masyarakat.
      • TV
        • TV menjadi bahan pencarian informasi yang menyenangkan daripada yang lainnya. Melalui TV kita mencari informasi sekaligus menikmati layar kaca asal tidak infotainment aja. Ha ha ha…
  5. Sharing dosen, teman, kolega dan lainnya
    • Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik dalam pengambilan keputusan menentukan judul. Dengan sharing Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan dari judul yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten, dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi sumber sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul yang Anda buat dan perilaku diri Anda sendiri. a.    Dosen
      Orang paling kompeten untuk sharing adalah dosen, karena dosen adalah orang yang menggeluti dunia edukasi sejak lama, jauh sebelum Anda memahami materi perkuliahan. Dosen memahami materi dan serangkaian proses yang akan Anda lakukan ketika menentukan sebuah judul karya tulis. Dengan demikian saran mereka lebih memiliki dampak terhadap judul Anda. Kebijakan-kebijakan yang dibuat seorang dosen ketika Anda melakukan sharing adalah hasil analisa peristiwa sebelum-sebelumnya dan termasuk materi yang akan Anda tentukan. Dosen tahu betul bagaimana membuat saran kepada Anda, tak dapat dipungkiri bahwa dosen memang rujukan utama dalam hal ini.
      b.    Teman
      Kebanyakan dari makhluk sosial seperti manusia adalah bergantung pada komunitas di sekitarnya. Teman bisa memberikan saran dengan melihat pribadi Anda, memandang Anda sebagai bagian darinya. Teman adalah orang yang tahu bagaimana Anda dalam melakukan sesuatu dan bertindak terhadap sesuatu. Dengan demikian saran yang didapatkan dari seorang teman adalah murni dari analisa mereka terhadap kemampuan, tingkah laku, cara berpikir dan berperilaku Anda sehingga saran ini lebih kepada bagaimana diri Anda akan berbuat demi terlaksananya karya ilmiah. Ditambah lagi dengan kemampuan teman Anda terhadap materi judul yang Anda buat merupakan syarat khusus agar saran ini sesuai dengan kebutuhan dari harapan saran yang anda minta.
  6. Do It
    • Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan. Sharing sudah, simulasi sudah, cari refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali kita merasa masih kurang dan kurang, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi sedikit untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya nanti Anda akan mengerti bagaimana harus bertindak dan judul Anda sudah pasti selesai/ditentukan dengan mudah, tidak mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan, so bertindaklah sekarang juga untuk judul Anda.Sekarang saya akan identifikasi bagaimana melakukan bahwa Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi pada level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied (bisa diaplikasikan). Mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya saja. Kalau jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan. Masih agak bingung? Ok saya coba jelaskan secara detail dan pelan-pelan bagaimana proses identifikasi masalah ini. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan variabel “keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, maka jadilah itu sebuah masalah penelitian .
      Lha terus sumber masalahnya dari mana datangnya? Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):
      1.    Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
      Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah penelitian misalnya menjadi:
      - Mendeteksi raut muka mahasiswa bokek dengan face recognition system
      - Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
      2.    Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
      Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen saking sibuknya ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya, sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola administrasi sekolah. Nah software dan sistem ini kita perbaiki supaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian yang menarik juga.
      3.    Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
      Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.
      Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter dibawah (Ronny Kountur, 2007) (Moh. Nazir, 2003):
      1.    Menarik. Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian dengan serius.
      2.    Bermanfaat. Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.
      3.    Hal Yang Baru. Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga kebaruan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Ya ini namanya nyontek alias plagiasi skripsi.
      4.    Dapat Diuji (Diukur). Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, nah korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa parameter.
      5.    Dapat Dilaksanakan. Nah ini juga faktor penting. Masalah yang bagus berkualitas, jadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari research impossible
      6.    Merupakan Masalah Yang Penting. Ini agak sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting.
      7.    Tidak Melanggar Etika. Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data.
      Bagaimana, sudah ada bayangan kira-kira masalah apa yang akan diteliti? Kalau sudah ok dan mantab dengan masalah penelitian, kita lanjutkan ke seri artikel berikutnya. Intinya konsep seri tulisan tentang penelitian ini memberi opini bahwa penelitian dan tugas akhir itu hal yang mudah, tidak bikin takut, apalagi bikin stress, kita tinggal jalankan saja sesuai dengan tahapan penelitian. Nikmati permasalahan yang muncul, tekuni solusi dan eksperimen yang kita rencanakan, dan jreng jreng jreng …. Insya Allah tugas akhir kita akan selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan, tanpa nyontek, tanpa membeli dari penjual skripsi dan tanpa kutukan dosa dari yang Diatas
      sumber
      1.    Ronny Kountur, Metode Penelitan, Penerbit PPM, 2007
      2.    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, 2005
      3.    Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, Melbourne: Addison Wesley Longman, 1996
      4.    Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Agustus 2003
      5.    Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, April 2006
      6.    http://romisatriawahono.net
      7.    http://skripsi-konsultasi.blogspot.com

CARA MUDAH MENYUSUN SKRIPSI: Manganalisis, Membahas dan Menyimpulkan Penelitian

Selangkah lagi Anda akan menyelesaikan penelitian Anda. Pada tahap terakhir ini, kualitas penelitian Anda akan ditentukan. Sebagaimana tips sebelumnya, pada tahapan ini tetaplah “FOKUS” dan jaga alur “BENANG MERAH”. Pasti hasil penulisan skripsi Anda memuaskan.
MENGADU WAWASAN DALAM ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Ini adalah tempat dan saatnya Anda mengerahkan seluruh daya pikiran dan kecerdasan untuk membuktikan karya Anda layak disebut Skripsi atau ‘Karya Ilmiah’. Pada umumnya bagian ini terbagi menjadi 3 bagian besar.

A.   Gambaran Umum
Anda perlu menggambarkan dengan jelas mengenai kondisi lapangan tempat Anda meneliti ataupun obyek penelitian Anda. Berikut tip-tip yang bisa Anda praktekkan:
1.  Dengan gambaran umum yang jelas, diharapkan pembaca akan dengan mudah mengerti mengenai apa yang Anda teliti, mengapa Anda meneliti dan masalah apa yang Anda ingin pecahkan.
2.  Buatlah gambaran umum ini secukupnya. Gambaran Umum yang terlalu panjang akan melelahkan pembaca dan penguji.
3.  Pada skripsi mahasiswa dengan pendekatan metode studi kasus dan deskriptif, sering dijumpai gambar struktur organisasi lengkap beserta pembagian tugasnya (job description). Sebetulnya struktur organisasi maupun job description hanya perlu dipaparkan pada studi kasus yang berhubungan dengan tema Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi maupun Pusat Pertanggungjawaban (responsibility centre). Selain tema-tema di atas, tampaknya kecil kemungkinan adanya hubungan antara struktur organisasi dengan skripsi Anda.
4.  Sekali lagi jangan membuat gambaran yang kabur atau menjiplak kata-kata klise dari skripsi yang lain.
5.  Jaga ‘benang merah’ dalam gambaran umum agar sesuai dengan topik, judul dan perumusan masalah pada bagian-bagian awal.

B.   Analisa
Proses ini dapat dilalui dengan mudah, terutama bila kita melakukan penelitian secara empiris, karena banyak alat uji dan pengukuran yang sudah menyediakan hasil analisa data. Analisa akan sedikit lebih rumit bila Anda mengambil suatu studi kasus dalam karya ilmiah Anda.  Hal ini disebabkan karena Anda harus melakukan sendiri analisa yang dibutuhkan agar sesuai dengan pendekatan dan metodologi ilmiah yang telah Anda tentukan di awal.

Lakukan tahap ini dengan telaten dan sungguh-sungguh. Perhatikan jumlah hipotesa Anda maupun faktor-faktor yang Anda teliti, bila skripsi Anda bersifat studi kasus. Jangan sampai ada hipotesa dan faktor-faktor yang terlewati.
Hasil analisa yang diperoleh dari alat uji statistik, misal SPSS maupun Amos, Anda rangkum dengan baik, sehingga hasilnya tidak akan terlalu panjang. Bila perlu rangkum hasilnya dalam bentuk tabel. Hasil uji statistik dengan hipotesa yang cukup banyak dapat dibaca dengan lebih jelas bila disusun sebagai tabel. Anda tidak usah kuatir kehilangan detil hasil perhitungan Anda, semuanya bisa Anda letakkan di lampiran.

Terjemahkan hasil analisis uji statistik Anda dalam bahasa sehari-hari. Ingat tujuan Anda menulis skripsi adalah menjadikan orang lain paham dengan penelitian Anda, bukan membuat pembaca semakin lebih bingung.

Namun bagi yang mengambil pendekatan studi literatur. bagian ini bisa dihilangkan dan Anda bisa langsung masuk dalam bagian pembahasan.

C.   Pembahasan
Pada bagian ini Anda dituntut untuk menjelaskan hasil penelitian dan analisa data yang Anda lakukan. Disinilah kajian teori yang lengkap akan sangat membantu Anda apabila terjadi ‘anomali’ atau hasil perhitungan data yang menyimpang dari penelitian terdahulu maupun dari ‘kondisi ideal teori’. Dalam bagian ini pula diharapkan Anda bisa menunjukkan bahwa sebenarnya Anda layak untuk diakui telah menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Beberapa hal yang harus Anda hindari dari bagian ini:

1.  Membuat pembahasan terlalu sedikit sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami cara berpikir, langkah penelitian dan hasil yang Anda dapatkan. Ingat Anda harus membahas hasil hipotesa maupun faktor-faktor dalam penelitian Anda, satu demi satu. Jangan ada yang terlewat.
2.  Mengulang apa yang Anda tulis pada bagian analisa. Analisa dan pembahasan adalah bagian yang berbeda.
3.  Menggunakan kalimat-kalimat panjang. Gunakan kalimat yang pendek namun jelas. Praktekkan pola yang diajarkan guru bahasa Indonesia Anda, S-P-O-K atau K-S-P-O. Penggunaan anak kalimat yang terlalu banyak akan membingunkan pembaca.
4.  Tidak menuliskan argumen yang menjelaskan mengapa hasil penelitian Anda bertentangan dengan teori dalam Tinjauan Pustaka. Bila hasil penelitian Anda sejalan dengan teori, sampaikan bahwa teori tersebut telah dibuktikan dalam penelitian Anda.
5.  Membuat simpulan saat dilakukan pembahasan.
6.  Menulis argumentasi tanpa didukung teori secara kuat. Bila ada argumen yang Anda butuhkan tapi belum didukung teori, segera tambahkan teori tersebut dalam Tinjauan Pustaka.
 MENJAWAB PERMASALAH DENGAN SIMPULAN
Akhirnya kita tiba di bagian akhir. Buatlah simpulan dari hasil penelitian Anda sebagai jawaban dari permasalahan yang Anda rumuskan sebelumnya. Jangan membuat simpulan yang terlalu panjang dan mengada-ada, terlebih yang tidak ada sangkut pautnya dengan bagian pembahasan dan hasil analisa data yang ada.
Simpulan harus bisa mencerahkan dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi pembaca dan penulis penelitian berikutnya, yang akan menggunakan karya Anda sebagai bahan acuan.
Untuk memulai sesuatu memang tidak mudah, namun bila semua sudah dijalani, kita akan sampai pada akhir yang membahagiakan. SELAMAT BERKARYA.
Saya mengharapkan agar sharing ini bermanfaat bagi Anda. Saya tunggu kritik dan sarannya. (Fin).

Sumber tulisan : http://aristonesa.wordpress.com/

CARA MUDAH MENYUSUN SKRIPSI: Menyiapkan Tinjauan Pustaka dan Metodologi Penelitian

Selamat bagi Anda yang telah melalui bagian pertama dengan cermat. Sekarang tiba saatnya bagi Anda untuk memasuki tahapan selanjutnya. Pada bagian kedua ini, Anda diwajibkan untuk menjelaskan dasar teori yang menjadi acuan bagi penelitian Anda. Selain itu Anda diminta untuk menyiapkan dan memaparkan bagian penelitian tersebut akan Anda laksanakan secara nyata di lapangan.
Catatan: pendekatan ini mungkin lebih sesuai untuk karya ilmiah di bidang ilmu manajemen dan akuntansi (karena itu latar belakang pendidikan saya), namun saya berharap bisa digunakan dalam cabang ilmu sosial lainnya. 
MENGUMPULKAN TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan dasar Anda berpijak dari sisi kajian teori dan kerangka konseptual. Tinjauan pustaka harus dibuat dengan cukup lengkap agar seluruh bagian dari karya ilmiah Anda didukung oleh konsep teoritis.  Anda perlu sadari bahwa konsep teori tidak saja dapat diperoleh dari buku teks maupun buku literatur, landasan teori juga bisa berasal dari jurnal, publikasi, majalah, white paper , telaah, undang-undang serta peraturan Pemerintah, bahkan penelitian atau skripsi sebelumnya. Jangan lupa Anda juga bisa mengambil dari Ensiklopedia bahkan Wikipedia. Namun, Anda juga perlu memperhatikan tingkat kesahihan dan kualitas dari publikasi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tinjauan pustaka:
·         Pastikan tinjauan pustaka mengacu pada versi teori terbaru. Jangan malas untuk mengumpulkan teori-teori terbaru ataupun buku acuan dari terbitan tahun terbaru. Hal ini dimaksudkan agar sampai Anda mengambil konsep yang salah akibat mengacu pada teori atau buku terbitan lama. Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Kecuali, bila Anda memang sedang meneliti sejarah suatu bidang ilmu atau menulis perkembangan suatu teori. Dalam hal tersebut, maka memiliki buku atau referensi sejak awal berkembangnya teori hingga keadaannya saat ini akan sangat bermanfaat.
·         Tulislah tinjauan pustaka Anda secukupnya, jangan terlalu sedikit sehingga akan terdapat ulasan yang tidak terdukung oleh teori, maupun terlalu banyak, sehingga pembaca akan menjadi bosan akibat muatan teori yang tidak perlu. Menulis karya ilmiah, sekali lagi, bukan ajang pemecahan rekor MURI membuat skripsi paling tebal sedunia.
·         Bila skripsi Anda merupakan replikasi penelitian, cantumkan dengan jelas judul penelitian terdahulu, siapa penulisnya, obyek penelitiannya, bagaimana pendekatannya dan apa simpulannya. Agar terhindar dari gelar PLAGIAT, pastikan Anda mencantumkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang Anda rujuk.
·         Pastikan rumus, variable, parameter dan proksi yang akan Anda gunakan selama penelitian telah didukung teori secara memadai.
·         Jangan lupa menjelaskan hubungan teori yang Anda pilih dengan analisis dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan ancangan penelitian yang akan diterapkan di lapangan.
1.   Pastikan bahwa Anda memiliki metodologi penelitian yang aplikatif. Arti aplikatif disini adalah data penelitian tersedia dan cukup, dapat diukur secara obyektif serta alat atau sarana pengukuran tersedia. Bila syarat-syarat di atas tidak dapat terpenuhi, hampir dapat dipastikan penelitian Anda akan terhambat.
2.   Susun rerangka berpikir (conceptual framework) Anda dengan jelas, sehingga dapat menuntun Anda dalam menjalankan penelitian dan mempermudah pembaca untuk mengerti alur pikiran Anda.
3.   Jangan sembarang mengambil rumus atau proksi, kesulitan akan muncul saat Anda akan mengimplementasikannya dalam lingkup penelitian Anda. Bila ini terjadi, bisa saja penelitian tersebut harus Anda lakukan ulang akibat pergantian rumus atau variable tersebut.
4.   Bila penelitian Anda bersifat kuantitatif tentukan hipotesa Anda secara cermat. Dalam ilmu pasti hipostesa yang diuji adalah hipotesa nol (H0) yang bersifat mendukung teori untuk melawan hipotesa (H1) yang bersifat menolak teori. Namun pada ilmu sosial yang diukur justru adalah Hipotesa alternatif yang dilambangkan (Hi) atau (Ha). Hal ini disebabkan karena pada ilmu sosial terdapat unsur ketidakpastian.
5.   Pastikan data yang Anda ambil dapat diukur menggunakan rumus, variable atau proksi yang Anda pilih.

MEMILIH SAMPEL (OBYEK PENELITIAN)
Akibat memilih  sampel atau obyek penelitian yang salah, kita dapat terjerumus dalam hasil yang tidak diharapkan. Bahkan dalam beberapa kasus, terjadi suatu simpulan yang tampaknya benar, namun apabila digunakan nalar sehat (common senses), hal tersebut agak janggal. Ujung-ujungnya hasil penelitian kita menjadi tidak valid, bahkan dapat menjadi tidak berguna. Untuk menghindari jebakan ini Anda bisa mengikuti tips memilih sampel dan obyek penelitian sebagai berikut:

1.   Sampel yang Anda pilih harus dapat mewakili, hipotesa yang Anda uji. Misalnya, Anda tidak dapat melakukan suatu penelitian mengenai efisiensi dan produktifitas penggunaan mesin dengan memilih obyek penelitian sebuah Universitas. Karena semua orang tahu, universitas tidak mempunyai mesin dalam kegiatan keseharian mereka. Lebih tepat Anda melakukan penelitian sejenis itu di sebuah pabrik. Bila Anda ragu dalam menentukan obyek penelitian, konsultasikan terlebih dahulu obyek penelitian Anda pada dosen pembimbing maupun orang lain yang Anda anggap cukup kompeten.
2.   Pastikan sampel Anda tersedia dalam jumlah yang cukup dan data dapat Anda peroleh dengan mudah. Hal ini mengingat terdapat beberapa teknik uji statistik yang membutuhkan jumlah sampel minimum agar hasilnya dapat digunakan secara akurat. Anda tidak dapat menguji mengenai suatu kecenderungan atau signifikansi menggunakan jumlah  sampel yang sedikit. Misalnya Anda menyatakan:
“50% dari siswa SMU di Indonesia tidak menyukai sayur sebagai menu harian”.
Namun pada saat Anda melakukan pengujian ini jumlah sampel Anda hanya 6 orang, dan suatu kebetulan 3 orang menyukai sayur dan 3 orang lainnya tidak menyukai sayur. Tentu saja ini generalisasi yang sangat berlebihan, mengingat siswa SMU se-Indonesia sangat banyak dan tidak bisa hanya diukur dengan 6 orang teman yang Anda kenal.
3.   Jumlah sampel yang cukup juga menjaga kualitas penelitian Anda. Tidak jarang dari sampel yang dikumpulkan terdapat beberapa sampel yang harus dikeluarkan (dropped) karena sampel tersebut Anda perkirakan kualitasnya kurang baik atau sahih. Dengan jumlah sampel yang cukup Anda tidak perlu bingung untuk menambahkan sampel baru, karena menambah sampel akan memperpanjang masa penelitian Anda.
4.   Bila obyek Anda sebuah perusahaan atau lembaga, pastikan bahwa Anda dapat mengakses data yang Anda butuhkan. Biasanya Anda akan ditolak oleh karyawan lembaga yang bersangkutan dengan istilah klise “RAHASIA PERUSAHAAN”, meskipun, Anda sudah mengantongi surat Ijin dari pihak yang berwenang. Untuk mengatasi hal ini, siapkan saja 2 atau lebih perusahaan/lembaga sebagai cadangan. Jadi bila tiba-tiba ada keberatan dari lembaga tersebut, Anda tidak kelimpungan.
5.   Jangan memilih sampel seadanya, dengan berkilah bahwa data yang tersedia di lapangan sangat terbatas. Sebagai seorang peneliti, Anda harus lebih gigih dan ulet dalam mendapatkan sampel data yang Anda butuhkan. Selain itu, Anda perlu sadari bahwa semua data yang Anda perlukan untuk menguji hipotesa telah dikumpulkan dengan seksama sehingga tidak ada yang kelewatan.
Setelah melalui tahapan ini, tidak ada salahnya Anda kembali melihat ke bagian pertama penulisan Anda. Apabila ada hal-hal yang kurang pas, sesuaikan kembali bagian pertama tadi. Ingat Anda harus menjaga “benang merah” penelitian Anda. (Bersambung).

CARA MUDAH MENYUSUN SKRIPSI: Menentukan Topik, Permasalahan dan Latar Belakang

Banyak mahasiswa maupun dosen sekalipun, yang sering kebingungan ketika dihadapkan pada proses penyusunan karya ilmiah. Sharing ini saya lakukan dengan harapan agar dapat menjadi inspirasi, bukan untuk menonjolkan diri. Terima kasih pada rekan Bintang, yang sudah memberikan masukannya. Saya juga mengharapkan masukan dari Anda tentunya.

Catatan: pendekatan ini mungkin lebih sesuai untuk karya ilmiah di bidang ilmu manajemen dan akuntansi (karena itu latar belakang pendidikan saya), namun saya berharap bisa digunakan dalam cabang ilmu sosial lainnya.   

MEMILIH TOPIK
Bagian terberat sebelum memulai menulis sebuah karangan ilmiah adalah memilih topik. Sebenarnya, Anda yang masih pemula tidak perlu kuatir. Semua penulis baik karangan ilmiah, fiksi, atau menulis apapun memang tidak mudah untuk memperoleh sebuah topik, terlebih bila hasil penulisan tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam sebuah forum institusi maupun forum publik.
Bagaimana caranya supaya ide tersebut bisa muncul? Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
1.   Mengamati suatu keadaan atau fenomena.
Misalnya bila Anda melihat suatu kejadian A, namun bila ada pikirkan lebih lanjut, seharusnya keadaan sepeti itu tidak seharusnya terjadi. Atau secara sederhana dikatakan terjadi suatu ‘kesenjangan’ antara keadaan nyata . Dari sanalah topik atau ide untuk diulas akan muncul.

2.   Brainstorming
Ada bisa melakukan ‘curah gagasan’ atau istilah kerennya brainstorming dalam menemukan topik untuk menulis karya ilmiah. Tapi untuk memastikan mendapat ide yang lumayan brilian pilih orang yang Anda ajak berdiskusi, misalnya dengan teman yang IP nya lumayan tinggi atau dengan dosen, bahkan bila perlu dengan Pembicara sebuah seminar atau diskusi ilmiah.

3.   Membaca banyak buku teks (text book) atau buku acuan (literature book).
Ide juga bisa muncul dengan membaca buku teks wajib dari mata kuliah Anda ataupun juga membaca buku literatur. Pada umumnya buku-buku teks hanya memuat sangat sedikit  penjabaran dari sebuah topik atau konsep. Untuk melengkapinya, Anda perlu mencari tahu lebih banyak dari buku literatur. Buku seperti ini pada umumnya, membahas sebuah topik secara lebih detil bahkan beberapa di antaranya sudah langsung membahas secara aplikatif dalam kehidupan nyata.

4.   Membaca karya dan jurnal ilmiah dari peneliti lain.
Bila Anda teliti membaca buku teks atau buku acuan Anda, dalam daftar pustaka, dapat ditemukan berbagai jenis jurnal ilmiah maupun berbagai macam publikasi lainnya. Anda dapat melakukan penelitian dengan memilih topik yang sama. Namun yang perlu Anda ingat, jangan sampai tergoda untuk menjiplak karya ilmiah tersebut, karena tentu saja hal ini melanggar Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) si penulis.  Sebetulnya banyak cara yang bisa dilakukan dengan topik tersebut, misalnya dengan mengganti obyek penelitian, menambahkan variabel yang hendak diteliti, mengganti metode perhitungan maupun pendekatan penelitian itu sendiri.

Dari jurnal dengan topik/ide yang sama dapat memberikan hasil penelitian yang berbeda. Perbedaan ini dapat digunakan untuk pengembangan topik/ide selanjutnya, termasuk bila kita jeli membaca keterbatasan penelitian tersebut.
Selain itu, dari jurnal dapat diperoleh arah positif atau negative terhadap suatu variabel penelitian. Anda dapat menguji kembali apakah kencederungan juga terjadi pada penelitian Anda. Bahkan dengan kondisi yang unik di Indonesia tidak jarang hasil penelitian Anda dapat berlawan dengan penelitian aslinya, bahkan dengan teori yang Anda ambil dari buku acuan.

5.   Internet sumber informasi yang tak terbatas
Internet adalah suatu keajaiban masa kini. Dari internet, kita bisa memperoleh berbagai macam informasi tentang berbagai pekembangan terkini. Mulai dari fenomena, paradigma baru, debat teori, paradoks maupun penelitian dan eksperimen yang tengah belangsung. Dengan jumlah informasi yang dapat dikatakan ‘hampir tidak terbatas’ ini, seharusnya Anda tidak lagi kesulitan untuk menemukan topik karya tulis Anda.
MERUMUSKAN MASALAH
Tahap berikutnya setelah menemukan topik adalah merumuskan masalah yang akan diangkat sebagai obyek penelitian.  Dalam mencoba merumuskan suatu permasalahan ada beberapa hal yang perlu dicermati:
1.  Masalah yang diangkat tidak harus dalam bentuk pertanyaan, namun juga bisa dalam bentuk pernyataan.
2. Permasalahan harus cukup fokus, tidak terlalu sempit sehingga menyulitkan pada waktu pembahasan atau terlalu melebar sehingga jawaban yang disampaikan pada simpulan mengambang atau membingungkan.
3. Sifat pertanyaan atau pernyataan haruslah netral dan tidak boleh bersifat mendukung opini atau simpulan tertentu.
4.  Pertanyaan dan pernyataan bersifat menarik dan unik. Jangan mengangkat permasalahan yang sudah jelas jawabannya.
5.  Permasalahan dapat dipecahkan dan dijawab dengan pendekatan dan data yang ada. Bila Anda bersifat mencoba pendekatan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakinkan bahwa penelitian Anda tidak tergolong dalam kriteria eksperimen. Eksperimen memiliki metodologi sendiri yang berbeda dengan apa yang sedang kita bahas di sini.
6.  Jika menggunakan jurnal yang penelitiannya tidak dilakukan Indonesia, Anda perlu cermati bahwa suatu kejadian antar Negara dapat berbeda. Masalah yang diangkat perlu sesuaikan dengan peristiwa, kondisi, perlakuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini untuk menghindari “tidak nyambungnya” perumusan masalah Anda dengan kondisi aktual di Indonesia.
7.  Dan hal terpenting dari permasalahan adalah sesuai dengan topik dan judul yang telah dipilih. Harus ada ‘benang merah’ yang dijaga, sampai penulisan tersebut  rampung pada bagian simpulan.
MEMBERI JUDUL PENELITIAN
Sebenarnya memberikan judul adalah bagian termudah dari sebuah penulisan ilmiah. Pada umumnya perumusan masalah merupakan judul dari sebuah karya ilmiah. Namun ada kalanya kita perlu mempertimbangkan apakah bila judul tersebut kita gunakan, pembaca menjadi kurang mengerti atau bahkan menafsirkan secara lain. Bila terpaksa menggunakan judul yang sedikit berbeda dengan perumusan masalah pastikan pembaca atau orang lain tidak bingung atau salah tafsir.

MENCIPTAKAN LATAR BELAKANG
Penulis pemula banyak yang “salah kaprah” ketika menulis latar belakang. Dibutuhkan berlembar-lembar kata-kata untuk mengungkapkan latar belakang yang ingin dibahas. Selain agar dikatakan lengkap, pada umumnya alasan menulis latar belakang yang panjang adalah untuk membuat karya tulis menjadi ‘tebal’ dan  ‘berbobot’. Padahal, dengan latar belakang yang panjang, tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh selain pembaca yang bosan, bingung dan lelah.  Bila Anda ingin menciptakan karya yang baik, sebenarnya bagian yang seharusnya ‘tebal’ dan ‘berbobot’ adalah pada bagian “ANALISA DAN PEMBAHASAN”, karena pada bagian inilah sebenarnya tingkat wawasan penulis akan diukur.
Bagaimana menuliskan latar belakang yang ideal? Berikut ini tipsnya:
1.   Buatlah suatu latar belakang yang lugas, jelas dan tidak bertele-tele. Langsung menuju pada permasalahan yang akan diangkat atau fenomena yang ada.
2.   Masukkan kutipan dari buku maupun publikasi apabila memang kalimat maupun tersebut berasal dari seorang ahli, pembicara ataupun peneliti lain. Tidak perlu terlalu banyak, cukup yang mendukung topik saja.
3.   Jangan menggunakan kalimat tanpa dasar argumentasi yang kuat.
4.   Sebaiknya panjang latar belakang sekitar 2 halaman untuk kertas ukuran A4.
5.  Tetap fokus agar dalam memaparkan latar belakang tidak menyimpang dari topik, perumusan masalah dan judul. Mengaburkan hubungan ‘benang merah’ akan membingungkan pembaca terlebih lagi tim penguji.
Dalam melakukan tahap-tahap di atas, hendaknya Anda bersikap tekun dan cermat. Bila Anda sedikit saja ceroboh, seluruh “bangunan penelitian” Anda akan ambruk. Bila bagian pertama ini tidak dilakukan dengan sempurna artinya Anda harus memulai segalanya dari awal. Bila ingin menghasilkan karya yang baik jangan terburu-buru, take your time terutama pada bagian awal ini. (Bersambung).

TIP & TRIK ; Cara Mudah Membuat Daftar Isi Pada Microsoft Office 2007

Kesulitan yang mungkin terjadi karena tidak tahu saat mengetik makalah atau untuk skripsi adalah menata daftar isi   kita baisa menulis manual dengan titiknya dan terkadang tidak lurus dan berantakan.  Biasanya kalau cara menulisnya manual  waktu dicetak hasilnya nggak karuan, kacau dan pada morat-marit. caranya adalah sebagai berikut :


1. Pertama-tama tema yang akan masuk daftar isi DIBLOK dulu,  misalnya "Bab 1 Pendahuluan" setelah itu pada tab menu atas Ms. Office kamu pilih menu REFERENCE

2. Setelah masuk di References, Kemudian klik sub menu "Table Of Content" di pojok kiri atas ada Add Text,  klik saja, disitu ada level 1 sampai 3, lalu  pilih kalimat mana yang akan dijadikan sebagai level 1,2 atau 3. Maksudnya level itu adalah penempatan kalimat tersebut dalam daftar isi nantinya. Silakan lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya : 
Perhatikan penempatan levelnya di daftar isi. Semakin besar level semakin ke kanan
3. Setelah level di atur,  cari halaman kosong untuk daftar isinya. Setelah itu klik Table Of Contents, sudah jadi daftar isinya. Pemberian halaman di kanan itu otomatis sesuai dengan di halaman berapa judul ditulis. Pada contoh di atas Bab I Pendahuluan apabila di taruh di halaman 1, maka secara otomatis pada daftar isi setelah titik-titik itu tertulis 1. kita bisa menggantinya secara manual dengan memblok hanya pada halaman setelah titik-titik itu, ingat diblok, jangan cuma naruh kursor didepan angkanya trus kamu delete. Cara manual ini sangat cocok jika kita ingin mengganti halamnnya dengan huruf, misal untuk Halaman Judul dikasih i, terus Halaman Pengesahan kamu kasih ii, daftar isi kami kasih iii dan sebagaiya. Atau  bisa juga kalau ingin menggantinya secara otomatis yaitu dengan menaruh tulisan yang diblok paling atas itu pada halaman selain 1, misal halaman 2, setelah itu blok daftar isinya klik kanan dan pilih Update Field, pilih yang Update Entire Table, kemudian OK. Nah udah ganti sendiri kan halaman pada daftar isinya.

Dengan cara ini daftar isi  jadi terlihat lebih rapi dan tidak morat-marit lagi. Atau ada yang punya cara lain lagi dalam membuat daftar isi ini. semoga bermanfaat.

Sumber tulisan dari :http://anaxkolonx.blogspot.com/

13 Oktober 2012

PENELITIAN EX POST FACTO

Penelitian eksperimen merupakan desain yang terbaik untuk menguji pengaruh suatu variable terhadap variable lain karena adanya manipulasi dan kontrol terhadap kondisi atau perlakuan yang diberikan pada subjek. Akan tetapi, karena dalam bidang pendidikan banyak kondisi yang tidak memungkinkan atau secara etis tidak diperkenankan untuk melakukan manipulasi terhadap suatu atau sejumlah variable, seperti broken home, orang tua tunggal, mengulang kelas, dan lain-lain sebagainya, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan. Untuk menguji variabel-variabel tersebut terhadap prestasi, hubungan sosial, perkembangan kognitif dapat menggunakan ex post facto.  

PENELITIAN  ex post facto menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda (Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.

Penelitian ex post facto mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal : (a) Tujuan : untuk menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok perbandingan, dan (c) Teknik analisis statistik yang digunakan (Mc Millan & Schumacher, 1989). Hanya saja dalam penelitian ex Post facto tidak ada manipulasi kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan. Karena itu penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.

Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh broken home (perpecahan antar orang tua) terhadap tingkat kenakalan remaja. Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek (membuat agar terjadi broken home pads keluarga/orang tua mereka) kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian, pengaruh tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat kenakalan remaja yang berasal dari keluarga yang broken home dan yang harmonis jika pengaruh tersebut memang ada, maka anak yang berasal dari keluarga broken home mempunyai tingkat kenakalan yang lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari keluarga yang harmonis.

Karena tidak melibatkan manipulasi, maka interprestasi hasil penelitian ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Dalam kasus contoh diatas, misalnya peneliti tidak yakin bahwa perbedaan tingkat kenakalan antar kelompok subjek tersebut terjadi karena broken home yang dialami oleh orang tua salah satu kelompok subjek. Hal ini karena tingkat kenakalan tersebut hanya diukur sekali, yakni setelah terjadinya broken home. Karena itu dalam menafsirkan hasil penelitian ini, peneliti dihadapkan pada pertanyaan : apakah broken home mendorong kenakalan pada anak?. 

Apakah tingkat kenakalan yang tinggi pads anak dari keluarga broken home sudah terjadi sebelum timbulnya broken home?. Apakah perbedaan tersebut karena pengaruh orang tua yakni, tingkat “kenakalan” orang tua yang broken home lebih tinggi daripada orang tua yang harmonis? Ataukah kenakalan tersebut muncul karena adanya faktor lain, misalnya kurangnya perhatian orang tua mereka, yang dapat terjadi pada keluarga broken home maupun yang harmonis?. 

Meskipun interprestasinya terbatas, dalam bidang pendidikan hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya hubungan kausal dari pola variasi kondisi yang diamati.

Pelaksanaan Penelitian ExPost Facto:
Tidak adanya manipulasi perlakuan dan penempatan subjek secara acak menyebabkan validitas internal dalam penelitian ex post facto kurang dapat dikendalikan. Dengan kata lain hipotesis tandingan yang logis sulit dibatasi. Akan tetapi dengan perencanaan yang balk, hal ini dapat ditekan seminimal sehingga hasilnya akan mendekati penelitian eksperimen. Untuk mendapatkan hasil yang demikian peneliti perlu melalui langkah-­langkah berikut.

1. Perumusan masalah, masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya variabel dependen, yang dapat diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang sedang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yangdibandingkan dalam variabel tertentu.

2. Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasi hipotesis tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.

3. Penentuan kelompok subjek yang akan dibandingkan. Pertama-­tama, kelompok yang dipilih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.

4. Pengumpulan data. Hanya data yang diperlukan yang dikumpulkan, balk yang berkenan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan memunculkan hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, seringkali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggai memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti Les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpulkan data bagi peneliti.

5. Analisis data. Teknik analisis data yang digunakan serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen, dimana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analisis Uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisistersebut diawali dengan penghitungan nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi untuk mengetahui perbandingan antar kelompok secara deskriptif.

6. Penafsiran basil. Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

09 Oktober 2012

DATA DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE

APA ITU DATA
  • Data (jamak → datum): himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran peneliti
  • Kumpulan data disebut: agregat
KLASIFIKASI DATA
  • Menurut Tingkat Pengolahanya:
Raw data: data mentah dan belum diolah
  • Misal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19
Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkan
  • Misal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45
Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokan
  • Misal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)
Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas tertentu:
  • Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)
Agama:

Menurut bentuk angka
  1. Data Diskrit: data yang angkanya bulat
  2. Data kontinue: data yang angkanya pecahan (desimal)
Menurut Sifatnya
  1. Data Kuantitatif: data yang berwujud angka
  2. Data Kualitatif: data yang tidak berwujud angka
Menurut Sumbernya
  1. Data Primer: data yang diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti
  2. Data Skunder: data yang didapat dari sumber lain, yang tidak diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti

Menurut Skala Pengukuranya
Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya
  • Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan
Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya
  • Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan
Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol → realnya ada nilai nol)
  • Misal: suhu badan, nilai ujian
Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya tidak ada nilai nol → realnya tidak ada)
  • Misal: berat badan, umur
POPULASI DAN SAMPLE
  • Populasi: kumpulan semua individu atau obyek yang mempunyai kateristik tertentu yang akan dihitung/diukur dalam penelitian
  • Misal: penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat puskesmas
Macam Populasi:
  1. Populasi Finit (terhingga): diketahui jumlahnya
  2. Populasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau jumlah
  • Sampel: adalah perwakilan dari populasi dengan karakteristik tertentu, yang dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya
  • Pengambilan sample (sampling) dilakukan dengan cara acak/random dan non acak/random
  • Sampling random → agar semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk penelitian deskriptif dan analitik)
  • Sampling non random → hanya untuk penelitian deskriptif
CARA PENGAMBILAN SAMPLE RANDOM
  1. Simple Random Sampling
  2. Systematic Random Sampling
  3. Stratified Random Sampling
  4. Cluster Random Sampling
  5. Multistage Random Sampling
CARA PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOM
  1. Quota sampling (pengambilan besar sampel ditentukan oleh peneliti)
  2. Accidental sampling (pengambilan sampel seadanya/ yang ada saat penelitian)
  3. Expert sampling (pengambilan sampel berdasarkan saran ahli)
  4. Purposive sampling: pengambilan sampel dengan pertimbangan
SIMPLE RANDOM SAMPLING
  • Pengambilan sample dengan menggunakan tabel random atau diundi
  • Random sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65, 61, 84, 86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
  • Populasi diurutkan terlebih dahulu
  • Pemilihan random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatan
  • Angka kelipatan diperoleh dari: populasi/sample → misal: 100/50 = 2
  • Hasil pemilihan sample dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dst

STRATIFIED RANDOM SAMPLING
  • Populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata → baru dilakukan random sampling
  • Misal penelitian IQ siswa SD → dikelompokan dulu per kelas → lalu masing2 kelas dilakukan random sampling
  • Misal jumlah sample 60 siswa → maka masing2 kelas diambil 10 sample dipilih secara random
CLUSTER RANDOM SAMPLING
  • Cluster sampling dipergunakan saat unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen populasi (kelompok)
  • Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa atau test IQ
  • Penduduk kita kelompokan dulu → dapat berdasar RT/RW, jalan, sungai, kelompok siswa berprestasi dan tidak berprestasi
MULTISTAGE RANDOM SAMPLING
  • Teknik pemilihan sample yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan
  • Misal: survey jamban di jawa timur → kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang disampling → berapa kecamatan → berapa desa → berapa dusun → berapa RW → berapa RT

BESAR SAMPLE

BESAR SAMPLE (TABEL)


CONTOH SOAL
  • Jumlah responden 1000, terdiri S1=50, D3=300, SMA=500, SMP=50, SD=100
  • Berapa jumlah sample berdasarkan tabel?
  • Berapa jumlah sample untuk masing-masing tingkat pendidikan?
  • Populasi = 1000 → besar sample 278
  • Sample berdasarkan tingkat pendidikan:
  • S1 =50/1000 x 278 = 13,9 = 14
  • D3 = 300/1000 x 278 = 83,4 = 83
  • SMA = 500/1000 x 278 = 139
  • SMP = 50/1000 x 278 = 13,9 = 14
  • SD = 100/1000 x 278 = 27,8 = 28
  • Total = 14 + 83 + 139 + 14 + 28 = 278

CONTOH SOAL 2
  • Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 923.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui.
  • Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWAB

BESAR SAMPLE JAWAB
  • Sampel lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tapi perlu tenaga, waktu, biaya yg lebih besar
  • Pengambilan sampel secara acak akan memberikan data kuantitatif yg lebih representatif
  • Besar kecilnya sample bukan satu-satunya penentuan representatif, tetapi lebih kepada cara pengambilan sample

CONTOH SOAL 3
  • Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui.
  • Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWAB CONTOH SOAL 3

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *