18 Januari 2011

STATISTIK INFERENSI

 Apa saja yang dilakukan pada statitistik inferensi?
Pada dasarnya statistik inferensi mempelajari pengambilan kepusan tentang parameter populasi (rata-rata, proporsi) dari sampel yang ada. Ada dua hal :
  1. Estimasi (memperkirakan) harga suatu parameter populasi. seperti jika diketahui rata-rata usia 100 orang penduduk jakarta (sebagai smapel0 adalah 23 tahun, maka bisa diperkirakan rentang rata-rata usia penduduk seluruh jakarta (populasi)
  2. Uji hipotesis statistik. Tujuannya untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya. atau apakah bisa dilakukan generalisasi tentang populasi berdasar hasil sampel. sebgai contoh, jika rata-rata tinggi badan 50 lelaki remaja di surabaya (sebagai smapel) adalah 169 cm, pakah rata-rata tinggi badan seluruh lelakai rmejaa di surabaya (populasi) juga 169 cm?

03 Januari 2011

SPSS, Sang Pahlawan Statistik

 Oleh : Yessy Kurniati *)

Pernah belajar statistik? Rasanya cukup menyenangkan sih, tetapi membayangkan begitu banyak rumus dan perhitungan membuat kepala jadi sakit rasanya. Apalagi jika statistik itu diaplikasikan dalam penelitian. Hah... banyak nian data yang harus dikerjakan.

Bergembiralah dengan kemudahan yang kita dapatkan. Dengan sebuah program yang luar biasa anda dapat membuat perhitungan statistik dari penelitian anda sebanyak apapun itu. Hanya dengan beberapa langkah mudah dan cepat. Sambutlah pahlawan dalam bidang statistik ini yang terkenal dengan nama program SPSS.

SPSS itu sendiri merupakan program statistik yang paling popular di dunia. Selain digunakan lebih dari 250.000 perusahaan di Amerika dan jutaan di seluruh dunia, program ini juga bisa diterapkan pada berbagai bidang, seperti farmasi, kedokteran, bisnis dan sebagainya. Hebat khan?

Ok, mari sedikit kita berkenalan dengan pahlawan kita ini. Ketika anda membuka SPSS maka anda akan melihat dua lembaran kerja di sana yaitu data view dan variabel view. Data view adalah lembaran yang menampilkan data-data sekaligus tempat kita mengimput. Sedangkan variabel view adalah tempat menginput dan mengedit variabel yang kita inginkan,

Secara umum, tampilan menu yang terdapat pada data view sama dengan aplikasi under windows lainnya. Menu-menu yang khas di SPSS adalah sebagai berikut:

  • Data, merupakan menu untuk memodifikasi data secara keseluruhan seperti mengurutkan data, menggabungkan data dll.
  • Transform, yaitu menu untuk mentranformasikan data berdasar kriteria tertentu seperti penjumlahan antar variabel, recoding, dll.
  • Analize, menu untuk mengolah data seperti korelasi, regresi, uji-t, dll.
  • Graph, menu untuk memvisualisasikan data seperti histogram, scatter-plot, boxplot dll.
  • Utillities, menu pendukung yang berisi: informasi variabel, informasi file, menu editor dll.
  • Sedangkan pada variabel view terdapat menu-menu sebagai berikut
  • Name. kolom ini untuk memberi nama variabel. Nama variabel yang kita tuliskan disini akan muncul pada data editor. Pemberian nama harus diawali dengan huruf, tidak bisa dimulai dengan angka. Maksimal hanya bisa berisi 8 karakter.
  • Type. untuk menyesuaikan jenis data yang anda masukkan, apakah numeric,string (data nominal yang berupa huruf ex: nama) atau yang lainnya. Klik ikon dalam kolom type maka akan muncul kotak dialog variabel type untuk melakukan perubahan tertentu. Pada kotak dialog ini anda bisa juga mengubah lebar kolom (Width) dan karakter desimal (Decimal Places).
  • Label. Kolom ini berfungsi untuk memberi label pada variabel yang kitainginkan. Misalnya kita mempunyai variabel “nama” pada kolom pertama, variabel tersebut bisa kita beri label "nama responden". Contoh lainnya bila kita mempunyai variabel dengan nama "skala1", kita bisa mendefinisikan lebih jelas dengan memberi label sesuai dengan nama skala kita sebenarnya, misalnya "skala kecemasan" dll. Pemberian label ini sangat penting karena pada hasil analisis (output) akan tercetak label yang telah kita definisikan ini. Tercetaknya label pada output akan sangat membantu dalam interpetasi output tersebut.
  • Value. Kolom ini berfungsi untuk medefinisikan value data dari variabel yang dimaksud. Pemberian value ini biasanya untuk data yang bersifat ordinal dan interval. Klik ikon pada kolom value maka akan muncul kotak dialog value labels. Misalnya pada variabel gender kita akan mendefinisikan jenis kelamin dengan melakukan pemberian label. Yang perlu kita lakukan adalah mengisi [Value] dan [Value label] lalu klik [Add]. Lakukan ini untuk semua value kemudian klik [OK]. Setelah pemberian value ini maka pada variabel gender kita tidak perlu menuliskan laki-laki dan perempuan melainkan cukup mengisi 1 untuk laki-laki dan 2 untuk jenis kelamin perempuan.
  • Missing. Kolom ini berfungsi untuk mendefinisikan missing value yang ada dalam data kita. Yang dimaksud missing value disini adalah jika ada data kosong dalam data kita. Data kosong bisa disebabkan karena tidak tersedianya data atau sebab lain misanya pada pengisian skala ada item-item yang terlewat oleh responden. Untuk mengaktifkan kotak dialog missing value, klik ikon pada kolom missing. Pada form Discrete missing value isikan angka yang akan dijadikan pengganti missing value, misalnya 9, 99, 999 dsb. Misalnya jika kita memilih angka 9 maka setiap ada data yang tidak diisi (missing value) angka 9 yang harus diisikan, jangan dibiarkan kosong!
  • Coloumn. Fungsi menu ini adalah untuk mengubah jumlah karakter yang dapat dimasukkan pada suatu variabel tertentu. Bila kita mengisi coloumn dengan angka 2 maka hanya dua digit data saja yang dapat dimasukkan pada variabel tersebut.
  • Align. Menu ini mengatur posisi data pada tiap cell. Pilihan posisinya ada tiga yaitu left, right dan center.
  • Measurement. Menu ini mendefinisikan jenis data apa yang kita punyai. Pilihan yang ada adalah scale, nominal dan ordinal.

Demikianlah sekelumit tentang SPSS, pokoknya nggak rugi banget deh kalau kita memutuskan untuk belajar dan menginstall program ini.

*) http://kulinet.com/baca/spss-sang-pahlawan-statistik/190/

Ujian Sidang

Ujian sidang, salah satu tahap akhir yang harus dilalui buat siapa saja yang sedang menempuh studi termasuk saya .. . Walaupun bukan untuk pertama kalinya melakukan ujian sidang, perasaan deg-degan pasti saja selalu menghapiri…hehe.. wajar siy saya pikir. Namun itu semua harus bisa diatasi sebaik mungkin. 

Jangan sampai perasaan hati mengalahkan segala2nya termasuk semua yang sudah dipelajari. Gawat deh kalau semua yang sudah terekam di otak jadi menghilang ditelan bumi karena perasaan itu. Salah satu caranya yang paling mujarab menurut saya ketika mendekati saat-saat ujian sidang adalah tawakal dan berdoa kepada Allah swt., karena ikhtiar maksimal sudah dilakukan.. simple kan… 

Mengenai ikhtiar, apa saja yang harus dilakukan..?? pertama, persiapkan semua bahan dan materi yang akan diujikan sebaik mungkin. Pahami dengan baik apa yang sudah dikerjakan. Selanjutnya berlatihlah untuk berbicara secara teratur, lugas dengan tempo yang tidak terlalu cepat. Supaya kepercayaan diri semakin bertambah, persiapkan materi presentasi sebaik mungkin.

Saat ujian sidang, biasanya waktu yang tersedia untuk presentasi hasil penelitian adalah 20-30 menit. Dalam waktu singkat tersebut, apa saja yang perlu disampaikan?. Ada tiga bagian utama dalam presentasi. Pertama, bagian pembukaan (opening), kedua, bagian tubuh (body) dan ketiga, bagian kesimpulan (conclusion)

Apa saja yang ada pada tiap bagian tersebut?

Bagian 1. Pembukaan (opening)
  • Memperkenalkan diri Anda dan pembimbing Anda
  • Menyampaikan apa yang akan dipresentasikan
  • Menjelaskan permasalahan
  • Menyampaikan outline (road map)
Sebelum masuk ke bagian tubuh presentasi, Berikan penjelasan lebih detail permasalahan yang ada, lalu sampaikan tujuan penelitian dan kontribusi yang diberikan terkait dengan permasalah tersebut. Berikan penjelasan penelitian terdahulu yang relevan dan terkait dengan permasalahan.

Bagian 2. Tubuh presentasi
  • Menjelaskan apa (WHAT) yang dikerjakan dan bagaimana (HOW) penelitian dilakukan. Penjelasan tidak perlu terlalu rinci
  • Menjelaskan bagian PALING PENTING dari penelitian.
Bagian 3. Kesimpulan
  • Menjelaskan point utama penelitian
  • Menjelaskan perspektif (open problems)
  • Menutup presentasi
Menyaksikan presentasi sama halnya seperti menyaksikan televisi. Tayangan televisi yang menarik memiliki warna dan desain objek yang menarik, tidak banyak menggunakan teks, cara dan gaya presenter berbicara
yang menarik dan jelas. Demikian juga halnya dengan presentasi. Perhatikan contoh presentasi dibawah ini:


Penulisan presentasi yang menarik bukan.???

Gaya bahasa memegang peranan dangat penting dalam presentasi. Sebagai contoh perhatikan penggunaan kata “kami” dalam kalimat “Penelitian ini kami lakukan….” dan “Penelitian ini saya lakukan…”. Kalimat pertama terdengar lebih baik daripada kalimat kedua, karena dalam kalimat pertama secara tidak langsung turut menyertakan peran serta orang lain khususnya pembimbing. Pernyataan kalimat seperti itu akan membuat presentasi menjadi lebih menarik dan mudah diterima oleh pendengar…:).

Semoga tulisan pelepas lelah ini bermanfaat untuk anda.. Selamat menempuh ujian sidang.. semoga berhasil. 

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN

Pada dasarnya, proposal penelitian merupakan rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, proposal paling tidak memuat (1) lingkup masalah dan perumusan masalah; (2) aspek relevansi teori dengan permasalahan yang diketengahkan dalam penelitian; (3) metodologi penelitian; (4) instrumen penelitian; (5) teknik analisa data; dan (6) rencana kegiatan penelitian.

Dari Mana Ide Penelitian Diperoleh.
a. Kehidupan Sehari-hari
Topik/ide penelitian sebenarnya banyak di sekitar kita. Jika mengambil dari kehidupan sehari-hari, sebagai mahasiswa maupun karyawan kita bisa melihat banyak fenomena yang terjadi di kampus maupun di kantor. Misalnya pada suatu kelas terdiri dari 20 mahasiswa. Untuk mata kuliah Metode Penelitian sebagian besar (lebih dari 50%) mahasiswa tidak lulus atau harus mengulang. Naah..ini masalah…. ketika masalah sudah ada, kita bisa melihat apa yang menyebabkannya. Ambil dari fenomena di lapangan dan kuatkan dengan teori yang berkembang, misalnya metode pengajaran dosen yang membosankan, kebisingan kelas, materi pelajarannya yang terlalu banyak dll. Dari masalah ini kita menentukan ide yaitu pengaruh metode pengajaran, sifat kepribadian dosen, bla.bla terhadap prestasi pelajaran mahasiswa.

b. Masalah Praktis
Ide juga bisa timbul dari masalah praktis. Misalnya, direktur perusahaan menerima laporan bahwa tingginya angka perputaran (turnover) pegawai, padahal gaji yang diberikan sudah di atas standar. Jadi disinilah letak masalahnya, ketika turnover tinggi maka paling tidak akan merugikan bagi perusahaan dalam dua hal, pertama, biaya yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen sampai dengan pelatihan. Dan kedua, pegawai yang baru tentu saja harus beradaptasi dengan lingkungan kerja baru, sehingga tentu saja akan mempengaruhi suasana kerja.

Setelah itu, ide ini harus dikembangkan dengan melakukan kajian teori mengenai faktor-faktor penyebab turnover dan lakukan crosscek dengan fenomena di lapangan. Sehingga akan ditemukan ide yang lebih luas, misalnya gaji yang diberikan tinggi tapi tidak ada jalur karir, atasan yang terlalu otoriter, dll.

c. Hasil Penelitian sebelumnya dan teori yang berkembang
Ide juga bisa datang dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya hasil penelitian yang diungkap dalam sebuah jurnal menyatakan bahwa kecerdasan emosi mempengaruhi kesuksesan seseorang, namun ada juga penelitian yang menyatakan bahwa IQ lebih berpengaruh. Dari dua hasil penelitian ini menarik untuk dijadikan ide atau topik penelitian yang baru.

Yang perlu diperhatikan
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebelum memutuskan apakah topik yang akan dipilih diteliti atau tidak antara lain :

Pertama, mengenai keterbatasan waktu. Peneliti harus melihat apakah waktu yang ada cukup untuk meneliti suatu masalah. Waktu juga berpengaruh terhadap jenis penelitian yang akan dilakukan (jenis-jenis penelitian akan dijelaskan lebih lanjut). Jika untuk melakukan penelitian eskperimen mengenai pengaruh metode pengajaran terhadap prestasi siswa. Penelitian seperti ini tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat, mengingat metode pengajaran yang diberikan tidak mungkin hanya dilakukan pada satu sesi kemudian prestasi diukur. Paling tidak, agar efektif metode pengajaran dilakukan beberapa kali, dan prestasi siswa dapat dilihat pada akhir semester. Jika waktu yang tersedia memang terbatas, ada baiknya peneliti merubah topik atau merubah metode penelitian yang akan dilakukan.

Kedua, tingkat kesulitan. Peneliti perlu memperhatikan apakah topik yang akan dipilih apakah mudah atau sulit untuk dilakukan. Jika akan meneliti pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka apakah peneliti dapat memberikan kuesioner untuk dijawab ? dapatkah motivasi diukur ? apakah ada pihak-pihak yang kurang mendukung ? dan berbagai kendala lainnya. Untuk meminimalisir hal-hal semacam ini, yang perlu dilakukan akan melakukan penelitian awal. Jika memang topik penelitian sulit dilakukan, maka sebaiknya peneliti mengganti dengan topik lain. Kesulitan lain juga datang dari diri sendiri, yaitu penguasaan materi. Untuk meneliti sebuah masalah, peneliti harus menguasai konsep dasar teorinya, sehingga peneliti tau benar apa yang sebenarnya dilakukannya.

Ketiga, ketersediaan subjek. Perlu dipertimbagkan apakah subjek penelitian dapat dengan mudah diperoleh. Misalnya seperti penelitian tentang motivasi dan kinerja di atas. Apakah subjeknya mudah didapatkan ? jika meneliti pada beberapa perusahaan, maka apakah ijin penelitian mudah didapatkan ? dan apakah pegawai yang akan diteliti mau dijadikan subjek penelitian ?. Jika subjek yang akan diteliti mudah untuk didapatkan maka topik penelitian dapat dilanjutkan.

Keempat, pengukuran dan ketersediaan peralatan. Misalnya untuk motivasi pada contoh di atas termasuk hal yang sulit untuk diukur mengingat faktor motivasi sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika motivasi diukur berdasarkan perilaku yang tampak, maka indikator seperti tidak mudah menyerah, berdisiplin, dll dapat dijadikan acuan. Lalu siapa yang mengukur ? apakah subjek sendiri atau orang lain ?.

Dan terakhir adalah etika. Etika penelitian merupakan sekumpulan aturan mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian. Tidak membahayakan dan berpengaruh negatif terhadap subjek penelitian adalah salah satu etika penelitian yang harus dijaga. Misalnya penelitian tentang kepemimpinan di sebuah kantor. Data penelitian dikumpulkan dari angket, maka sedapat mungkin peneliti harus merahasiakan profil responden karena memuat pendapatnya tentang pimpinan.

SISTEMATIKA PROPOSAL
Umumnya, proposal penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah dan Batasan masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Kegunaan Penelitian

Bab II Landasan teori (Kajian Pustaka)
2.1. Teori variabel (dependen , independen)
2.2. Penelitian relevan
2.3. Kerangka Berpikir
2.4. Hipotesis yang diajukan

Bab III Metodologi
3.1. Metode Penelitian (jenis penelitian)
3.2. Waktu dan tempat
3.3. Populasi dan sampel
3.4. Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis dan sumber data
b. Instrumen
c. Definisi Operasional (kisi-kisi)
 3.5. Teknik Analisis data
3.6. Jadwal Penelitian

Panduan Dasar # 4 Analisis Korelasi


Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV).

Angka korelasi berkisar antara  -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)

Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)
  • 0          -           0,199   : Sangat lemah
  • 0,20     -           0,399   : Lemah
  • 0,40     -           0,599   : Sedang
  • 0,60     -           0,799   : Kuat
  • 0,80     -           1,0       : Sangat kuat
Dalam Bivariate model, korelasi yang umum digunakan adalah Pearson, Kendall, dan Rank Spearman, namun yang dibahas kali ini adalah Pearson r Correlation aja..

Uji korelasi dalam spsss dapat dilihat dalam menu Correlate dengan sub menu :
·         Bivariat  (besar hubungan diantara dua variable : koefisien korelasi bivariate/product moment pearson untuk mengukur keeratan hubungan antara peringkat-peringkat dibandingkan hasil pengamatan itu sendiri dengan mengasyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varians dan berdistribusi normal, korelasi pearson untuk mengukur data interval atau rasio) dan korelasi peringkat spearman dan kendall (untuk mengukur keeratan hubungan antara peringkat-peringkat dibandingkan hasil pengamtan itu sndiri dan bisa digunakan untuk menghitung data ordinal dan pengunaan asoisasi pada sttsistik nonparametric)

Pearson r correlation:
Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel. Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Diketahui kasus

·         Partial (perubahan menegnai ubungan linier antara dua variable dengan melakukan control terhadap satu atau lebih variable tambahan)
Kasus : dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan grammer (X) terhadap kemampuan conversation (Y)  yang dilakukan terhadap 20 mahasiswa yang diambil secara random, didapatkan nilai

X : 70, 80, 72, 67, 64, 70, 71, 76, 90, 96, 54, 52, 65, 71, 66, 89, 80, 64, 60, 74

Y : 70, 67, 74, 58, 73, 79, 57, 58, 71, 66, 72, 55, 76, 65, 81, 75, 76, 77, 69, 70

Langkah-langkah :
1.    Buat Variable dengan mengklik Variable View untuk X dan Y, isikan di …
·         Name :  ketik X, untuk Type (klik pojok yang berwarna abu-abu,”Variable Type” klik “numeric”
·         Widh : default 8
·         Decimals : default 2
·         Label : ketik Grammer
·         Terus dibawah name X, ketik Y untuk type : Numeric
·         Widh : default 8
·         Decimals : default 2
·         Label : ketik Conversation
2.    Masukan data dengan mengklik Data View divariabel X dan Y
3.    Kemudian buka Analyze àCorrelate (sesuai kasus) klik Bivariate, pindahkan ke variable X dan Y untuk kolom Correlation Coefficient, pilih Pearson dan abaikan alat hitung yang lain. Untuk kolom test of significance, karena akan diuji dua sisi, maka pilih two-tailed. Untuk pilihan Flag Significant Correlation, kemuian klik option, pada pilihan statistic abaikan saja.pada pilihan missing values ada dua pilihan Exclude Cases Pairwise dan Exclude Cases Listwise, untuk keseragaman ambil Exclude Cases Pairwise, tekan Continue kemudian Ok

Korelasi rank spearman dan kendall

Menu regresi
dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan Grammer (X1)dan Vocabulary (X2) terhadap kemampuan Conversation (Y)  yang dilakukan terhadap 20 mahasiswa yang diambil secara random, didapatkan nilai

X1 : 70, 80, 72, 67, 64, 70, 71, 76, 90, 96, 54, 52, 65, 71, 66, 89, 80, 64, 60, 74
X2 : 72, 82, 75, 65, 67,70, 73, 75, 86, 90, 95, 56, 55, 71, 67, 88, 80,66, 60, 70

Y : 70, 67, 74, 58, 73, 79, 57, 58, 71, 66, 72, 55, 76, 65, 81, 75, 76, 77, 69, 70

1.    Buat Variable dengan mengklik Variable View untuk X1, X2  dan Y, isikan di …
·         Name :  ketik X1à untuk Type (klik pojok yang berwarna abu-abu,”Variable Type” klik “numeric”
·         Widh : default 8
·         Decimals : default 2
·         Label : ketik Grammer
·         Dibawah X1 ketik X2à, untuk Type (klik pojok yang berwarna abu-abu,”Variable Type” klik “numeric”
·         Widh : default 8
·         Decimals : default 2
·         Label : ketik Vocabulary

·         Kemudian ketik Y untuk type : Numeric
·         Widh : default 8
·         Decimals : default 2
·         Label : ketik Conversation
2.    Masukan data dengan mengklik Data View divariabel X1, X2 dan Y
3.    Kemudian buka Analyze àRegression (sesuai kasus) klik Linear, kemudian tampak layar Linear Regression, lalu pindahkan variable Y ke kotak Dependent dan masukan variable X1 dan X2 ke kotak Independent, Case Label : biarkan, kemudian Method : klik Enter.
·         Kemudian pilih option àStepping method criteria, klik Use Probability Of F, klik Entry .05, kemudian pilihan default Include Constant In Equation, sedang Missing Value dengan klik Exclude Cases Listwise, klik Continue…
·         Pilih kolom statistic, àRegression Coefficient, aktifkan Estimate. Pilih descriptive pada kolom sebelah kanan, tetap aktifkan Model Fit, residual klik mouse pada Casewise Diagnostics lalu pilih All Cases, klik Continue.
·         Pilih Plot (berhubungan dengan gambar/grafik untuk regresi). Klik pilihan SDRESID masukan ke pilihan Y, lalu pilihan ZPRED dan masukan ke pilihan X, klik Next isikan plot ke dua…(tampak variable Y dan X kosong), kemudian klik ZPRED dan masukan ke pilihan y, kemudian pilihan pilihan DEPENDNT dan masukan pilihan x, klik tombol next untuk pengisian plot ke tiga, PILIHAN Standardized Residual Plots, Klik Mouse Pada Normal Probability Plot, Klik Continue..OK.


B. Contoh Kasus
Pak Ali ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pengawasan (Control), kepuasan kerja (Job Satisfaction), Disiplin kerja (discipline), dan kinerja (Performance). data dapat diambil CONTOH DATA KORELASI
Jumlah data 37.
Instrumen : angket

C. Penyelesaian Kasus dengan SPSS:
Langkah 1. Pada menu Analyze pilih “Correlate .> Bivariate” . Setelah itu akan ada tampilan sbb:

Langkah 2.
Masukkan variabel yang akan dikorelasikan ke dalam Variable list. Klik  Pearson dan untuk test significance klik Two tailed. kemudian OK.
Click on “option” and select “descriptive statistics”, abaikan yang lain lalu klik “OK”

Interprestasi

Arti angka Korelasi
1.      Control – Performance. Nilai korelasi adalah positif 0.668. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara Control dan Performance berada dalam kategori “Kuat”, sementara nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara Control dengan Performance adalah searah (semakin tinggi Control maka semakin tinggi pula Performance). Perolehan p hitung = 0.000 < 0.05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

2.      Job Satisfaction – Performance. Nilai korelasi adalah positif 0.772. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara Job satisfaction dan Performance berada dalam kategori “Kuat”, sementara nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara adalah searah (semakin tinggi Job Sat maka semakin tinggi pula Performance). Perolehan p hitung = 0.000 < 0.05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

3.      Dicipline – Performance. Nilai korelasi adalah positif 0.749. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara Dicipline dan Performance berada dalam kategori “Kuat”, sementara nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara dicipline dengan Performance adalah searah (semakin tinggi Control maka semakin tinggi pula Performance). Perolehan p hitung = 0.000 < 0.05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

Buku Rujukan : Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Administasi. Bandung : Alfabeta

Contoh interpretasi : One Sample T Test / Uji t satu sampel

One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Uji t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
  • Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian kiri Kurva
  • Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di bagian kanan kurva.
  • Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri

Contoh Kasus
Contoh Rumusan Masalah : Bagaimana tingkat keberhasilan belajar siswa
Hipotesis kalimat :
  1. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan (uji pihak kiri / 1-tailed)
  2. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan (uji pihak kanan / 1-tailed)
  3. Tingkat keberhasilan belajar siswa tidak sama dengan 70% dari yang diharapkan (uji 2 pihak / 2-tailed)
————————————————————————————————-
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Satu
Hipotesis kalimat
Ha : tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan
Ho : tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan
Hipotesis statistik
Ha : µ 0 < 70%
Ho : µ 0 ≥ 70%
Parameter uji : -
Jika – t tabel ≤ t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak
Jika – t tabel > t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 1 (uji t pihak kiri)
Data yang hasil ulangan matematika siswa sebanyak 37 siswa. 
Klik Analyze – Pilih Compare Means, lalu pilih One Sample T Test
Masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable Box, abaikan yang lain kemudian klik OK
Selanjutnya
Uji Normalitas data : Klik Analyze, Pilih Non Parametrics Test – pilih 1 Sampel K-S,
masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable List, kemudian Klik OK
Hasil

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa t hitung = 61.488. T tabel diperoleh dengan df = 36, sig 5% (1 tailed) = 1.684. Karena – t tabel < dari t hitung (-1.684 < 61.488), maka Ho diterima, artinya tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% tidak terbukti, bahkan lebih dari yang diduga yaitu sebesar 74.3489
Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.600 dan Asymp. Sig tidak signifikan yaitu sebesar 0.864 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal
————————————————————————————————-
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Dua
Hipotesis kalimat
Ha : tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan
Ho : tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan
Hipotesis statistik
Ha : µ 0 > 70%
Ho : µ 0 < 70%
Parameter uji :
Jika + t tabel > t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak
Jika + t tabel < t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 2 (uji t pihak kanan)
Data yang hasil ulangan matematika siswa sebanyak 37 siswa sama seperti data di atas
Klik Analyze – Pilih Compare Means, lalu pilih One Sample T Test
Masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable Box, abaikan yang lain kemudian klik OK
Selanjutnya
Uji Normalitas data : Klik Analyze, Pilih Non Parametrics Test – pilih 1 Sampel K-S,
masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable List, kemudian Klik OK
Masih menggunakan hasil analisis di atas, maka diperoleh t hitung sebesar 61.488, dan t tabel = 1.684. Karena + t tabel < dari t hitung (1.684 < 61.488), maka Ho diterima, dan Ha diterima. Artinya Ha yaitu tingkat keberhasilan siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan diterima. Sedangkan Ho yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar paling tinggi 70% ditolak.
————————————————————————————————-
Untuk Pengujian Hipotesis Ke-3, coba sendiri yah…hipotesis kalimatnya Cuma diganti sama dengan 70% untuk Ha dan tidak sama dengan untuk Ho
Semoga bermanfaat…

Panduan Dasar # 5 Analisis Regresi Liner Sederhana dengan SPSS


Analisis ini menurut Sugiyono (200) digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila ada satu variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilanya). Persamaan yang diperoleh dari regresi sederhana adalah Y = a + b X
y              =  adalah subjek nilai dalam variabel terikat yang diprediksikan
a              = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b             = angka arah koefisien regresi
X             = subjek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu.


Untuk memperoleh hasil perhitungan Regresi, dapat dilakukan dengan tiga cari yaitu perhitungan manual, menggunakan fungsi pada MS. Excel, atau menggunakan Software Statistik (dalam contoh ini digunakan SPSS)

Asumsi yang diperlukan untuk analisis ini adalah uji normalitas. Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dari setiap variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal (Imam Ghozali,2009).
Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik dengan melihat “normal probability report plot” yang membandingkan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2009).

Contoh Kasus :
Pak Hasan ingin mengetahui pengaruh kepuasan kerja (X) terhadap kinerja (Y)  karyawannya. Kuesioner kepuasan kerja di adaptasi dari Job Description Index (JDI)) yang dikembangkan oleh Hulin meliputi lima dimensi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan yaitu kepuasan terhadap jenis pekerjaan, kesempatan promosi, supervisi, gaji atau upah, dan rekan kerja dengan jumlah total pertanyaan sebanyak 20 item. Sementara kinerja diukur berdasarkan

Ukuran-ukuran dari kinerja pegawai menggunakan lembar evaluasi kinerja yang disusun dikembangkan dari panduan evaluasi kinerja dari James E. Neal Jr (2003) antara lain terdiri dari 7 dimensi yang kemudian dikembangkan menjadi 26 indikator (item pernyataan).

Jumlah sampel  penelitian adalah seluruh karyawan yang berjumlah 37 orang. Berdasarkan hasil penyebaran angket diperoleh skor yang dapat dilihat di sini..datareg1

Setelah data dimasukkan ke dalam SPSS, maka analisis dilakukan :
Klik Analyze Regression Linier


masukkan Variabel kinerja (Y) ke dalam dependent box, dan kepuasan kerja (X) ke dalam independent box.


Klik Plot, lalu beri tanda pada Histogram dan Normal Probability Plot (ini untuk uji normalitas), lalu Klik Continue, lalu OK

Output

Interpretasi

A. KORELASI
Berdasarkan hasil analisis seperti yang ditampilkan Tabel di atas (Tabel Model Summary) diketahui bahwa korelasi parsial antara kepuasan kerja dan kinerja pegawai dengan korelasi product moment by Pearson. Hasil korelasi parsial didapat nilai r hitung sebesar 0,772.

Nilai korelasi ini tergolong kuat (> 0,600) dan memiliki nilai positif sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja adalah searah. Artinya, semakin tinggi kepuasan maka kinerja pun akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja maka kinerja-pun akan semakin rendah.  Koefisien determinasinya (KD) menunjukkan nilai sebesar 0,597 atau sebesar 59,70% (dibulatkan 60%) dari hasil (r2 x 100%). Artinya variasi perubahan kinerja dipengaruhi oleh kepuasan kerja sebesar 60% dan sisanya 40% dipengaruhi faktor lain selain kepuasan kerja.

B. REGRESI
Dari Tabel Coefficients diperoleh persamaan : Y = 20.268 Ã… 1,035 X
Konstanta sebesar 20.268 menyatakan bahwa jika variabel kepuasan kerja bernilai nol, maka kinerja pegawai adalah sebesar 20.268 satuan

Koefisien regresi sebesar 1,035 pada variabel kepemimpinan, maka akan menyebabkan kenaikan kinerja menjadi sebesar 32,251.

Selanjutnya, apakah model yang terjadi tersebut telah memenuhi asumsi normalitas?
Berdasarkan hasil uji terlihat bahwa Grafik Histogram memperlihatkan sebaran data menyebar ke seluruh daerah kurva normal, sehingga dapat dinyatakan bahwa data mempunya distribusi normal. Sementara hasil uji menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwa data mengikuti garis diagonal sehingga dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.


C. Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan didapat kesimpulan bahwa kepuasan kerja (X) memiliki hubungan yang siginifikan dengan kinerja. Hasil uji t (Tabel Coefficients) diperoleh nilai t hitung sebesar 7.194.
Sedangkan statistik tabel (t tabel) diperoleh dari Tabel t (terlampir) sebesar 2.028 artinya t hitung > t tabel (7,194 > 2.028). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, variabel bebas kepuasan kerja (X) secara parsial memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja  (Y). hasil uji t ini sejalan dengan sig 0.000 yang jauh lebih kecil dari alpha 0.05 sehingga disimpulkan bahwa X memiliki pengaruh signifikan terhadap Y

Referensi :
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : BP-UNDIP
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administasi. Bandung : Alfabeta

01 Januari 2011

Cara penulisan daftar pustaka

 Daftar pustaka memuat semua sumber kutipan yang berupa pustaka. Pustaka yang dimaksud dalam pedoman ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan, gambar dan sejenisnya yang tersimpan dalam perpustakaan. Penulisan perpustakaan harus dengan jelas menunjukan suatu pustaka dari pustaka lainnya, sehingga mudah ditelusuri. Daftar pustaka memuat informasi tentang identitas pustaka acuan dengan lengkap dan jelas. Ada perbedaan dalam penulisan yang terletak pada bagian akhir dengan penulisan sumber kutipan yang terletak pada bagian utama karya ilmiah. Daftar pustaka memuat informasi yang lebih lengkap tentang pustaka yang diacu daripada sumber kutipan pustaka atau innote. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua sumber yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah.

Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang bertanggungjawab. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Apabila informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya masuk lima ketukan dan berjarak 1 (satu) spasi, sedangkan jarak antara pustaka yang satu dengan pustaka yang berikutnya adalah 1,5 (satu setengah) spasi. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang bertanggungjawab tidak ada, yang ditulis dalam daftar pustaka adalah judul pustaka tersebut. Jika pustaka semacam yang telah disebutkan lebih dari satu, pencantumannya tetap menurut abjad. Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan adalah dengan cara sebagai berikut :

A. Pustaka acuan berupa buku.

Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e). Nama penerbit.

Jika tidak terdapat nama penulis  dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d) tempat terbit, dan e). Nama penerbit.

Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau setelah titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku diatur sebagai berikut :

a. Nama penulis
Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :

1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :
          Baihaki.
          Sumardjono.

2). Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus dibalik; unsur nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma, diikuti unur nama didepan dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan. Misalnya, pengarang buku yang diacu Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert Wenas, pencantumannya dalam daftar pustaka adalah :
                   Haki, A
                   Wenas T.A.

3).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:
                   Santoso, K dan R. Wibowo.

4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :
                 Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.

5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut. misalnya :
                 Lembaga Administrasi Negara.

6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :
                Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.
                ......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia

7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata Ed. Misalnya :
               Koentjaraningrat (Ed)

8). gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih dapat dipakai. mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo, penulis nama daftar pustaka adlaah :
               Soegondo, Raden Mas.

b. Tahun terbit.

1). Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri dengan titik. Misalnya :
               Syahrani, Ridwan. 1990.

2). kalau dua buku ditulis oleh seorang pengarang, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit yang terdahulu, misalnya :
            Sutiana, Dadi. 1986.
             ........... 1989

3). Kalau dua buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang dalam tahun yang sama, dibelakang tahun itu harus dibutuhkan huruf a dan b sebagai pembeda. misalnya :
           Muhammad, Suhedi. 1980a.
           ...........1980b.

4). Jika buku yang diacu tidak berangka tahun, dibelakang nama pengarang diberi keterangan tanpa tahun. mislanya :
            Yusrial (tanpa tahun)

c. Judul buku
Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah atau cetak miring. Setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital. misalnya :
             Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia
atau
              Kridalaksana, harimurti. 1990.Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

d. Tempat terbit 
Tempat terbit atau kota terbit diletakan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua. Misalnya :
Suhono, Budi. 1986. Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta:

e. Nama penerbit.

1). Nama penerbit dicantumkan sesudah nama terbit. Misalnya :

Suhono, Budi. 1986.Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

2). Jika lembaga peenrbitan buku itu langsung dijadikan pennganti nama pengarang karena nama pengarang tidak ada, nama peenrbit tidak disebutkan lagi sesudah nama tempat terbit. Misalnya :

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1990. Himpunan Istilah Manajemen. Jakarta.

3). Jika pustaka acuan belum diterbitkan, misalnya disertasi dan makalah setelah pencantuman judul diberi ketreangan makalah (belum diterbitkan). Misalnya :

Mulyono, Rakhmad. 1987. Peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam Pembangunan Nasional. Makalah (belum diterbitkan) pada seminar (lokakarya)

B. Pustaka acuan berupa ontologi.

a. Jika sumber acuan berupa ontologi dan yang diacu bukan tulisan editor, urutan penulisannya adalah nma pengarang, tahun terbit, judul tulisan, yang diacu diberi tanda petik, judul ontologi diberi garis bawah atau cetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Setelah pencantuman judul tulisan diberi kata Dalam. Misalnya :
Junus, U. 1986. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koenjaraningrat (Ed.). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

b. Jika yang diacu adalah tulisan editor, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul ontologi diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Misalnya :
Koenjaraningrat (Ed.). 1986. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarat : Djambatan.

C. Pustaka acuan berupa majlah atau jurnal.
Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik, nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun penerbitannya yang keberapa, tempat terbit dan nomor halaman. Misalnya :
Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0. 2 Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.

D. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar.
jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar ata media masa, urutan pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel diberi tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis bawah dan didahuui kata Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan artikel. Misalnya :
Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". Dalam Prioritas. 4 mei. Jakarta : halaman 4-5.

E. Pustaka acuan berupa terjemahan
Bila sumber aacuan merupakan karya terjemahan penulisannya sebagai berikut :
Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar. Terjemahan rahayu Hidayat dari Elemen de Lingusitique General (1980). Yogyakarta : penerbit kanisius.

Semua dokumen yang dikutif dalam laporan penelitian (dipublikasikan atau tidak) serta penelitian lainnya harus ditulis pada bagain akhir laporan yaitu daftar pustaka. penulisan dfatar pustaka harus mengkuti standarisasi baku dan cukup rinci sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari sumber asli dari kutipan yang ada pada laporan riset tersebut. daftar pustaka perlu dibuat berurutan mengikuti urutan alfabetis berdasarkan abjad nama pengarang buku, artikel ilmiah, laporan riset ataupun artikel lainnya. dalam urutan abjad itu, buku yang dicetak menduudki kelompok pertama, kemudian jurnal menduduki urutan kedua sedang ketiga adalah kelompok pustaka yang tidak diterbitkan (skripsi, tesis, disertasi masuk dalam kelompok ini).
Sumber :
Turbian, K. 1973. A Manual for Writers of Term Papers, Theses and Dissertations. 4th. Ed. The University of Chicago Press. Chicago.

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *