16 November 2009

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN

Penyusunan kerangka penelitian berangkat dari problematika penelitian, sebab dari permasalahan akan memunculkan tujuan penelitian, hipotesa penelitian, meskipun ada penelitian yang berangkat tidak dari hipotesa. Untuk menjawab problematika, mencapai tujuan penelitian, dan menguji hipotesa diperlukan data penelitian.Oleh karena itu problematika penelitian yang dimunculkan hendaknya dijawab data penelitian.

Data yang diperoleh mempertimbangkan validitas, realibilitas, dan obyektivitas. Sudah barang tentu dari berbagai jenis penelitian kreteria tidak sama, seperti yang dikatakan Sugiyono (2007; 365) bahwa, “ pada penelitian kuantitatif untuk memperoleh data yang valid, reliable dan obyektif perlu uji instrumen yang valid, reliable, dan obyektif pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar.”Sedangkan untuk penelitian kualitatif bukan uji instrument melainkan uji data yang dikumpulkannya. Oleh sebab itu untuk lebih jelasnya kita uraikan lebih lanjut.

A.Pengertian
a. Validitas
Ada beberapa definisi tentang validitas diantaranya menurut Fraenkel (1993; 139) dikatakan bahwa, “ Validitas menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan masing-masing peneliti yang berbeda dalam mengumpulkan data.” Sedangkan batasan validitas menurut Sugiyono (2007; 363) dikatakan bahwa,”Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.”
Jadi dari kedua pendapat itu jelas batasan validitas adalah berkenaan dengan derajat ketepatan, antara data obyek sebenarnya dengan data penelitian.

  1. Reliabilitas
Menurut Fraenkel (1993; 146) dikatakan,” Reliabilitas adalah konsistensi skor, dan stabilitas data dari instrument penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono (2007; 364) dikatakan,” reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.”

  1. Obyektivitas
Menurut Sugiyono(2007: 364) dikatakan,”Obyektivitas menunjukkan derajat kesepakatan antar banyak orang terhadap suatu data.” Maksud dari pengertian ini didasarkan pada prosentase kebenaran data disampaikan oleh orang banyak.

B. Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif
Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Validitas dalam penelitian kualitatif menunjukkan sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara peneliti dan partisipan. Dengan kata lain, partisipan dan peneliti memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan suatu peristiwa terutama dalam memaknai peristiwa tersebut.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif pun berbeda. Dalam penelitian kualitatif sutau relaitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Situasi senantiasa berubah demikian juga perilaku manusia yang terlibat didalamnya.
Pelaporan penelitian kualitatif pun bersifat individu, atau berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Bahkan untuk obyek yang sama, apabila ada 5 peneliti dengan latar belakang yang berbeda, akan diperoleh 5 laporan penelitian yang berbeda pula. Peneliti yang berlatar belakang pendidikan tentu akan menemukan dan melaporkan hasil penelitian yang berbeda dengan peneliti yang berlatarbelakang sosiologi.
Oleh karena itu penelitian kualitatif sering dikatakan bersifat subyektif dan reflektif. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan instrumen yang standar tetapi peneliti bertindak sebagai instrumen. Data dikumpulkan secara verbal diperkaya dan diperdalam dengan hasil pengamatan, mendengar, persepsi, pemaknaan/penghayatan peneliti. Namun demikian peneliti meskipun melibatkan segi subyektifitas , dia harus disiplin dan jujur terhadap dirinya sebab penelitian kualitatif harus memiliki objektifitas pula. Objektifitas disini berarti data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka berpikir, persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
Sedangkan penelitian kualitatif dikatakan bersifat reflektf karena penelitian kualitatif merupakan pengkajian yang cermat dan hati-hati terhadap seluruh proses penelitian.
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih S., validitas penelitian kualitatif dapat dicapai melalui kombinasi sepuluh strategi peningkatan validitas, yaitu:

a.      Pengumpulan data yang relatif lama.
      Memungkinkan terkumpulnya data secara lengkap dan ditemukannnya data yang berangsur sesuai dengan kenyataan.
b.     Strategi multi metode.
      Kombinasi teknik pengumpulan data, antara lain, wawancara, observasi, studi dokumenter .
c.      Bahasa partisipan kata demi kata.
      Pengumpulan data maupun analisis data dilakukan kata demi kata sehingga mendapatkan rumusan yang rinci.
d.     Dekriptor inferensi yang rendah.
      Pencatatan yang lengkap dan detil baik untuk sumber situasi maupun orang menjadikan catatan dimengerti dan tidak menimbulkan apersepsi yang berbeda.
e.       Peneliti beberapa orang.
       Data deskriptif yang dikumpulkan dan disetujui oleh tim peneliti.
f.       Pencatat data mekanik.
      Data direkam baik mengggunakan media audio, video, maupun foto sehingga ada pembuktian sesuai kenyataan.
g.     Partisipan sebagai peneliti.
      Menggunakan catatan-catatan yang dimiliki partisipan untuk melengkapi.
h.     Pengecekan anggota.
      Pengecekan data ulang oleh anggota peneliti yang lain.
i.        Review oleh partisipan.
      Meminta pada partisipan untuk mereview data, dan melakukan sistesis semua hasil wawancara dan observasi.
j.        Kasus-kasus negatif.
      Mencari, mencatat, menganalisa, melaporkan data dari kasus-kasus negatif atau yang berbada dengan pola yang ada.

Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif

Menurut Prof. Dr. Sugiyono, pengujian validitas dan reliabilitas data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, uji transferability, uji depenability, dan uji konfirmability.

a. Uji Kredilibitas
Uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain :
1) Perpanjangan pengamatan.
Peneliti kembali melakukan pengamatan dilapangan/lokasi penelitian. Artinya hubungan peneliti dengan partisipan/narasumber semakin akrab, terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
2) Peningkatan ketekunan dalam penelitian.
Peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data yang yang telah ditemukan salah atau benar. Peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis.
3) Triangulasi.
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
· Triangulasi sumber.
· Triangulasi teknik pengumpulan data.
· Triangulasi waktu pengumpulan data.
4) Analisis kasus negatif.
Peneliti mencari data yang berbeda atau behkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuannya, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
5) Memberchek.
Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercek untuk mengetahui sejauhmana data yang diperolh sesuai apa yang diberikan pemberi data.

b.      Uji Transferability
Transferability berkaitan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat ditepkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian dan ada kemungkinan menerapkannya, maka peneliti harus membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

c.      Uji Depenability dan Uji Konfirmability
Uni dependability dilakukan dengan mengaudit seluruh proses penelitian, yaitu dilakukan oleh auditor yang independen.
Uji Konfirmability hamper sama dengan iju dependability, yaitu menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
Oleh karena itu dua pengujian ini sering kali dilakukan bersama-sama.

C. Validitas, reliabilitas, dan obyektivitas pada penelitian kuantitatif.

  1. Validitas penelitian kuantitatif.
Validitas suatu data berkenaan dengan derajat ketepatan antara data lapangan dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugitono (2007; 363) dikatakan, validitas dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan berkenaan dengan akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, misalnya disain penelitianna tentang kandungan gizi dan nutrisi biji durian petruk, maka data yang diperoleh tentang kandungan gizi dan nutrisi biji durian petruk, bukannya dala lain.

Untuk mendapatkan data yang valid dalam metode kuantitatif diperlukan instrumen yang valid, oleh karenanya diperlukan uji validitas instrument. Validitas instrument menggambarkan tingkat instrument yang mampu mengukur apa yang akan diukur (Suharsimi Arikunto; 2003: 219). Di sini dijelaskan ada dua jenis validitas instrument penelitian yaitu: validitas logis dan validitas empiris. Maksud dari validitas logis apabila instrument tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Sedangkan validitas empiris apa bila suatu instrument dapat mengungkap semua data yang ditangkap oleh panca indera yang ada pada obyek di lapangan.

  1. Reliabilitas penelitian kuantitatif.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel bila diteliti oleh peneliti yang berbeda diperoleh data yang sama, begitu juga bila dilakukan dalam waktu yang tidak sama didapat data yang sama, tentunya berkenaan pada sampel yang sama. Contoh: kadar alcohol pada minuman bermerk topi miring lebih dari 10%, dan sangat membahayakan peminumnya. Minuman merk ini bila diteliti oleh peneliti yang berbeda tetap data yang dihasilkan sama, begitu juga dilakukan berulang kali juga sama.

  1. Obyektivitas penelitian kuantitatif
Obyektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan antar banyak orang terhadap data, sekarang timbul pertanyaan apakah data yang disepakati antar oaring banyak itu valid dan reliabel? Data yang obyektif memiliki kecenderungan valid dan reliabel tetapi belum tentu semua data yang obyektif valid dan reliabel. Apa lagi kalau data pada penelitian kualitatif berkenaan dengan manusia tidak ada jaminan kesepakatan orang banyak itu valid dan reliabel, karena manusia makhluk yang sangat komplek. Dahulu sebelum ada teori matahari pusat tata surya, orang-orang mempercayai bumilah pusat tata surya dan itu berlaku ratusan tahun, tetapi setelah ada pendapat seorang ilmuawan bahwa matahari sebagai pusat tata surya hampir semua orang tidak percaya.

Dari penjelasan di atas jelas kiranya dalam penelitian kuantitatif data hendaknya memiliki tingkat validitas, reliabilitas, dan obyektivitas. Untuk mendapatkan data tersebut perlu instrument yang valid, sehingga dalam penelitian kuantitatif yang diuji bukan datanya tetapi instrumennya.

Kesimpulan
Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatan validitas dan reliabilitas diuji instrumen penelitiannnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah datanya. Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Reliabilitas dalam penelitian kualitatif bersifat individu, atau berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Oleh karena itu penelitian kualitatif sering dikatakan bersifat subyektif dan reflektif karena peneliti bertindak sebagai instrumen. Namun demikian peneliti meskipun melibatkan segi subyektifitas , dia harus disiplin dan jujur terhadap dirinya sebab penelitian kualitatif harus memiliki objektifitas pula. Objektifitas disini berarti data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka berpikir, persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
Pengujian validitas dan reliabilitas data dalam penelitian kualitatif meliputi uji Kredibilitas, Uji Transferability, Uji Depenability, dan Uji Konfirmability.

Daftar Pustaka
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
   Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

3 komentar:

  1. mau nanya, berapa prosentase batas toleransi suatu data yang tidak valid dan tidak reliable, sehingga data tersebut masih bisa dilanjutkan untuk diolah?
    (mohon maaf jika pertanyaannya membingungkan.. :D)

    BalasHapus
  2. untuk mengetahui peneliatian itu valid atau tidak valid gmn yah caranya?
    terima kasih.....
    :)

    BalasHapus
  3. duh nora nh sy, gmn cara ngunduh file ini?

    BalasHapus

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *